Sabtu, 20 Agustus 2016

Minggu, 17 November 2013

kumpulan Hadist tentang Perzinaan - riya dan nifak - ujian dan cobaan

Perzinaan 1. Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim) 2. Ada dua golongan dari penghuni neraka yang Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu kaum yang menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan wanita-wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka melenggang bergoyang. Rambutnya ibarat punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau mencium harumnya surga yang sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian sekian. (HR. Muslim) 3. Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR. Bukhari) 4. Perzinaan mengakibatkan kemiskinan. (HR. Al-Baihaqi dan Asysyihaab) 5. Perbuatan lesbian di antara kaum wanita adalah perzinaan. (HR. Ath-Thabrani) Riya dan Nifak 1. Riya menyia-nyiakan amal sebagaimana syirik menyia-nyiakannya. (HR. Ar-Rabii’) 2. Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani) 3. Tidak akan tiba hari kiamat sampai penguasa-penguasa tiap umat ialah orang-orang yang munafik. (HR. Ar-Rabii’) 4. Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim) 5. Seburuk-buruk manusia ialah orang yang mempunyai dua muka, mendatangi kelompok ini dengan wajah yang satu dan mendatangi kelompok lain dengan wajahnya yang lain. (Mutafaq’alaih) 6. Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih). 7. Paling banyak orang munafik dari umatku ialah yang pandai bacaannya. (HR. Bukhari) 8. Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta dan tuli. (HR. Ad-Dailami). 9. Bila kamu melihat orang-orang yang sedang memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka. (HR. Ahmad) Ujian dan Cobaan 1. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi) 2. Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari) 3. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari) 4. Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari) 5. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani) 6. Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi) 7. Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad) 8. Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari) 9. Seorang mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya orang yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar) 10. Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi) 11. Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari) Penjelasan: Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah. 12. Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani) 13. Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la) 14. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad) 17. Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani) 15. Bencana yang paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain dan kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami) 16. Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)

Hadist (kumpulan 2)

Al-Quran 1. Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim) 2. Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini (Al Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan menjatuhkan derajat kaum yang lain. (HR. Muslim) Penjelasan: Maksudnya: Barangsiapa yang berpedoman dan mengamalkan isi Al Qur’an maka Allah akan meninggikan derajatnya, tapi barangsiapa yang tidak beriman kepada Al Qur’an maka Allah akan menghinakannya dan merendahkan derajatnya. 3. Apabila seorang ingin berdialog dengan Robbnya maka hendaklah dia membaca Al Qur’an. (Ad-Dailami dan Al-Baihaqi) 4. Orang yang pandai membaca Al Qur’an akan bersama malaikat yang mulia lagi berbakti, dan yang membaca tetapi sulit dan terbata-bata maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari) 6. Orang yang dalam benaknya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an ibarat rumah yang bobrok. (Mashabih Assunnah) 7. Barangsiapa mengulas Al Qur’an tanpa ilmu pengetahuan maka bersiaplah menduduki neraka. (HR. Abu Dawud) Penjelasan: Maksud hadits ini adalah menterjemah, menafsirkan atau menguraikan Al Qur’an hanya dengan akal pikirannya sendiri tanpa panduan dari hadits Rasulullah, panduan dari para sahabat dan ulama yang shaleh, serta tanpa akal dan naqal yang benar. 8. Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan. (HR. Ahmad) 9. Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu pahala dan satu pahala diganjar sepuluh kali lipat. (HR. Tirmidzi) Pembicaraan dan Ucapan 1. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam. (HR. Bukhari) 2. Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari) 3. Barangsiapa akhir ucapannya “Laa ilaaha illallah” ‘Tiada Tuhan selain Allah’ niscaya dia masuk surga.( HR. Abu Dawud) 4. Sesungguhnya di antara ungkapan kata dan keterangan adalah sihir. (HR. Bukhari) 5. Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad) Penjelasan: Bicara saat emosi (marah) dapat menyesatkan. 6. Diam (tidak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. (HR. Ibnu Hibban) 7. Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan harta serta banyak bertanya. (HR. Asysyihaab) 8. Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami) 9. Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya. (HR. Ath-Thabrani) 10. Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi) 11. Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan. (HR. Bukhari) 12. Seorang memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya, “Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya (diucapkan berulang-ulang)”. (HR. Ahmad) 13. Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung.(HR. Muslim) 14. Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai.”(HR. Muslim) 15. Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari dan Al Hakim) 16. Semua umatku diampuni kecuali yang berbuat (keji) terang-terangan yaitu yang melakukannya pada malam hari lalu ditutup-tutupi oleh Allah, tetapi esok paginya dia membeberkan sendiri dengan berkata, “Hai Fulan, tadi malam aku berbuat begini…begini.” Dia membuka tabir yang telah disekat oleh Allah Azza wajalla. (Mutafaq’alaih) 17. Yang paling aku takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR. Abu Ya’la) Pengobatan dan Penyakit 1. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kami berobat?” Beliau menjawab, “Ya, wahai hamba-hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula penyembuhannya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)”. (HR. Ashabussunnah) 2. Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Barangsiapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung jawab. (HR. Ibnu Majah) 4. Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu di situ janganlah kamu ke luar meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang kamu di luar negeri itu janganlah kamu memasukinya. (HR. Bukhari) 5. Wafat karena wabah adalah mati syahid. (HR. Bukhari) Penjelasan: Tentu tidak setingkat dengan gugur di jalan Allah. 6. Janganlah orang sakit mengunjungi orang sehat. (HR. Bukhari dan Muslim) 7. Sebaik-baik menjenguk orang sakit adalah berdiri sebentar (tidak berlama-lama) dan ta’ziah (melayat ke rumah duka) cukup sekali saja. (HR. Ad-Dailami) 8. Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu. (HR. Al-Baihaqi) Penjelasan: Yang haram tidak dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit. 9. Apabila seorang yang sakit dari kamu menginginkan sesuatu makanan berikanlah. (HR. Ibnu Majah) 10. Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat (kesehatan). Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik daripada kesehatan. (HR. Ibnu Majah) 11. Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau. (HR. Bukhari) 12. Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah) 13. Rasulullah Saw ditanya tentang azal (mengeluarkan air mani diluar kemaluan istri). Beliau lalu menjawab, “Lakukanlah yang kamu pandang baik dan apa yang telah ditakdirkan Allah pasti akan terjadi, dan bukan kepastian bahwa dari tiap air mani dapat terjadi anak. “(HR. Al Hakim) Persoalan-Persoalan Pribadi 1. Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk. (HR. Al Hakim dan Al-Baihaqi) 2. Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR. Muslim) 3. Sesungguhnya persoalan-persoalan itu ada tiga macam, yaitu persoalan yang jelas bagimu kebenarannya maka ikutilah, persoalan yang jelas bagimu sesatnya maka jauhilah, dan persoalan yang terdapat perselisihan di dalamnya maka serahkanlah (kembalikan penentuan hukumnya) kepada yang alim (ilmuwan). (HR. Ath-Thabrani) 4. Buta yang paling buruk ialah buta hati. (HR. Asysyihaab) 5. Sesungguhnya Allah melampaui ketentuan bagiku dengan (memaafkan) umatku dalam kesalahan yang tidak disengaja, karena lupa, dan karena dipaksa melakukannya. (HR. Ibnu Majah) 6. Usia umatku antara enam puluh dan tujuh puluh tahun. Sedikit dari mereka yang melampauinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 7. Mungkin pelampiasan nafsu syahwat sebentar berakibat kesedihan yang lama. (HR. Al-Baihaqi) Keterangan: Banyak kasus yang terjadi, gara-gara melampiaskan nafsu syahwat dengan berzina lalu hamil, maka hal tersebut menimbulkan trauma yang dalam dan berkepanjangan bagi sang wanita. Orang tua dan keluarga menjadi sedih dan malu. Juga akibat-akibat buruk lainnya yang dapat terjadi diluar perkiraan. 8. Rasulullah bersabda dengan membawakan firman Allah dalam hadits Qudsi: “Pandangan mata adalah panah beracun dari antara panah-panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.” (HR. Al Hakim) 9. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Ketika aku sakit, Rasulullah datang menjenguk dan aku berkata, “Ya Rasulullah, bolehkah aku mewakafkan seluruh hartaku?” Nabi Saw menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi, “Separonya?”, Nabi menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi, “Sepertiganya?” Beliau menjawab, “Meninggalkan keluargamu dalam keadaan baik (senang) lebih baik daripada membiarkan mereka miskin mengemis pada orang-orang.” (HR. Bukhari) Keterangan: Batas maksimum wasiat adalah sepertiga dari seluruh hartanya, karena sepertiga itu sudah banyak. 10. Barangsiapa bernazar untuk mentaati Allah, hendaklah dia mentaatiNya dan barangsiapa bernazar untuk bermaksiat terhadap Allah maka janganlah ia melakukannya. (HR. Bukhari) 11. Mimpi yang baik (sholeh) adalah dari Allah dan mimpi (buruk) adalah dari setan. (Bukhari) 12. Sesungguhnya yang dimaksud nazar ialah apa yang diharapkan dengannya keridhoan Allah ‘Azza wajalla. (HR. Ahmad) 13. Mimpi yang paling benar ialah (yang terjadi) menjelang waktu sahur (sebelum fajar). (HR. Al Hakim dan Tirmidzi) 14. Hak seorang muslim yang memiliki harta (peninggalan untuk diwasiatkan) ialah tidak melampaui dua malam kecuali wasiatnya sudah tertulis dan sudah ditangannya. (HR. Muslim) 15. Mimpi yang baik oleh seorang yang sholeh merupakan satu dari empat puluh enam bagian dari mimpi kenabian. (HR. Bukhari) 16. Apabila Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang hendaknya dia pergunakan pertama kali untuk dirinya dan keluarganya. (HR. Muslim) 17. Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah. Jika seseorang membongkar keburukan yang diketahuinya pada dirimu janganlah kamu membongkar keburukan yang kamu ketahui ada pada dirinya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Hadist (kumpulan 1)

Cinta dan Benci 1. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi) 2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami) 3. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani) 4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari) 6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim) Dukun dan Peramal 1. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima. (HR. Muslim) 2. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. (Abu Dawud) 3. Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik. (HR. Ibnu Majah) 4. Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali Engkau.” (HR. Ahmad) 5. Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal. (HR. Bukhari dan Muslim) Penjelasan: Thair artinya burung. Ramalan tentang mujur dan sial semula dikaitkan dengan burung yaitu suara atau arah terbangnya. Hewan 1. Rasulullah Saw melarang membunuh hewan dengan mengurungnya dan membiarkannya mati karena lapar dan haus. (HR. Muslim) 2. Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis. (HR. Bukhari) 3. Nabi Saw melarang mengadu domba antara hewan-hewan ternak. (HR. Abu Dawud) Penjelasan: Mengadu kerbau, sapi, domba, kambing, ayam dan lain sebagainya. 4. Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan atau melepaskannya mencari makan dari serangga tanah. (HR. Bukhari) 5. Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan diambilnya air dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu dosanya diampuni. (HR. Bukhari) Kebersihan 1. Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih, dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi) Penjelasan: Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di halaman rumah. 2. Suatu keharusan atas tiap orang muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi pada hari Jum’at. (HR. Ahmad) 3. Fitrah manusia ada lima yaitu dikhitan (disunat), mencukur rambut kemaluan, menggunting (merapikan) kumis, memotong kuku (kuku tangan dan kaki) serta mencabuti bulu ketiak. (HR. Bukhari) 4. Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi) 5. Barangsiapa tidur dan tangannya masih berbau atau masih ada bekas makanan dan tidak dicucinya lalu terkena sedikit gangguan penyakit kulit maka janganlah menyalahkan kecuali dirinya sendiri. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud) 6. Malaikat jibril terus-menerus berpesan agar aku menggosok gigi (bersiwak) sehingga aku khawatir gigi-gigiku tanggal dan aku ompong tanpa gigi. (HR. Ath-Thahawi) 7. Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang. (HR. Ahmad) Penjelasan: Mengikat dengan sihir, rayuan dan godaan. 8. Janganlah kamu kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu berwudhu dari situ. (HR. Ahmad dan Tirmidzi) 9. Apabila seorang bersenggama dengan isterinya dan hendak mengulangi, hendaklah dia berwudhu lebih dulu agar lebih segar pengulangannya. (HR. Muslim) 10. Siapa yang mengenakan pakaian hendaklah dengan yang bersih. (HR. Ath-Thahawi) 11. Apabila seorang bangun tidur jangan langsung memasukkan tangannya ke dalam ember (bak) air sehingga mencucinya lebih dulu tiga kali. Sesungguhnya dia tidak mengetahui dimana tangannya bermalam atau dimana tangannya melayang. (HR. Abu Dawud) Kesombongan 1. Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. (HR. Muslim) 2. Barangsiapa memanjangkan pakaiannya (sehingga menyeret di tanah) karena kesombongannya maka Allah tidak akan memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim) 4. Selagi orang berjalan dan merasa bangga dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya maka tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah lalu dia bergelimang di dalam tanah sampai hari kiamat. (HR. Muslim) 5. Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas) 6. Barangsiapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)

Senin, 07 Oktober 2013

Tentang penciptaan Manusia

Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 – meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April1882 pada umur 72 tahun) adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat). Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life(biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam. Darwin diangkat menjadi Fellow of the Royal Society, melanjutkan penelitiannya, dan menulis serangkaian buku tentang tanaman dan binatang, termasuk manusia, dan yang menonjol adalah The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex dan The Expression of the Emotions in Man and Animals. Bukunya yang terakhir adalah tentang cacing tanah.(http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Darwin) Teori Darwin yang menyatakan bahwa semua makhluk hidup bersaing di alam ini melalui seleksi alam, membuat semua manusia terutama ras-ras tertentu merasa terancam. Sejak teori ini dihembuskan, sejak itu pula secara signifikan manusia semakin berlomba untuk dapat bertahan dengan berbagai cara, terutama melalui peperangan. Keadaan dunia yang kacau seperti sekarang hanya karena untuk bertahan hidup membuat segala kekacauan bersumber dari teori ini. Mereka beranggapan bahwa suatu ras harus mendominasi agar dapat bertahan hidup. Padahal yang benar adalah justru yang dominan atau mayoritas harus memelihara dan menjaga yang minoritas. Jadi yang minoritas tak perlu khawatir punah, sedangkan yang dominan tak perlu mengintimidasi dan memusnahkan yang minoritas. Itulah manusia, makhluk yang diberi akal agar saling menjaga, bukan berperang atau saling berlomba memusnahkan! Tidak hanya itu, secara perekonomian, ideologi, sosial dan politik mereka juga saling mengalahkan dan berusaha untuk bertahan dengan berbagai cara. Teori yang menjerumuskan manusia agar berfikir untuk bertahan ini, membuat para ilmuwan mengkategorikan sebagai “teori paling berbahaya sepanjang masa!”. [http://indocropcircles.wordpress.com/2013/01/23/teori-darwin-terputus-manusia-tidak-primitif/] Manusia Modern Sudah Ada Sejak Jutaan Tahun Lalu Bukti manusia modern ada sejak 430,000 tahun lalu sebagai titik tolak manusia awal melalui desain canggih yang ditemukan diwilayah utara, Jerman. Pendukung teori Darwin menyatakan bahwa Homo Sapiens modern hidup sejak 50 ribu tahun yang lalu. Sementara peneliti modern menyatakan bahwa nenek moyang manusia sudah hidup sekitar 100 ribu tahun, bahkan sekarang banyak peneliti yang sepakat bahwa manusia mulai berkembang sejak 275 ribu tahun lalu. Peralatan batu yang ditemukan di Hueytalco-Meksiko berusia 250 tahun, jauh sebelum manusia bermigrasi ke Amerika. Tengkorak manusia ditemukan diwilayah Buenos Aires, Argentina yang berusia 1 juta tahun, dan patung manusia berukuran kecil ditemukan di Nampa-Idaho dalam lapisan bebatuan berusia 2 juta tahun. Bukti ini jelas menyatakan bahwa ras manusia sudah ada dan hidup berdampingan dengan manusia kera sebagai ras primitif. Bukti semakin bertambah, fosil-fosial yang ditemukan berusia terkadang lebih tua dari pernyataan evolusi manusia. Kemungkinan manusia modern sudah ada sejak 2,5, atau bahkan 10 juta tahun yang lalu, dimana teori Darwin menyatakan manusia kera hidup ditahun-tahun tersebut. ============================= Sebagian manusia ada yang meyakini bahwa asal penciptaan manusia berasal dari kera. Jadi, menurut teori ini, manusia awalnya berbentuk kera. Lalu mengalami perkembangan dan evolusi yang mengubah struktur dan bentuk tubuh mereka lebih sempurna; cara berpikir juga berkembang, dan perlahan-lahan berubah bentuk dari monyet jadi manusia sempurna. Inilah “teori evolusi” batil yang pernah dicetuskan oleh Darwin. Teori ini didasari oleh sangkaan dan perkiraan-perkiraan batil yang tidak dibangun di atas dalil dari wahyu. Para ulama’ telah memberikan pengingkaran atas teori Darwin ini, karena menyelisihi nash-nash Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ para salaf. Oleh karenanya, Syaikh bin Baaz dan ulama’ sejawatnya yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta’ memberikan jawaban terhadap pertanyaan seputar teori Darwin dengan menyatakan dengan tegas, “Pendapat ini tak benar!! Dalil yang membuktikan hal itu (yakni, kebatilan teori Darwin), Allah -Ta’ala- telah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang periode penciptaan Adam seraya berfirman, “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah.” (QS. Ali Imraan: 59) Kemudian tanah ini dibasahi sehingga menjadi tanah liat yang melengket pada tangan. Allah -Ta’ala- berfirman, “Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun: 12) Allah -Ta’ala- berfirman, “Sesungguhnya kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” (QS. Ash-Shaaffat: 11) Kemudian menjadi lumpur hitam yang diberi bentuk. Allah -Ta’ala- berfirman, “Dan sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr: 26) Kemudian setelah menjadi kering, maka ia menjadi tanah kering seperti tembikar. Allah -Ta’ala- berfirman, “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.” (QS. Ar-Rahman: 14) Allah membentuknya sesuai bentuk yang dikehendaki oleh Allah, dan meniupkan ruh padanya dari ruh-ruh (ciptaan)-Nya. Allah -Ta’ala-’ berfirman, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Lalu apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS.Al-Hijr : 28-29) Inilah periode-periode yang dilalui penciptaan Adam menurut Al-Qur’an. Adapun periode-periode yang dilalui oleh penciptaan anak-cucu Adam, maka Allah -Ta’ala- berfirman, “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al-Mu’minun: 12-14) Adapun istri Adam (yakni, Hawwa’), maka Allah -Ta’ala- pun menjelaskan bahwa Dia menciptakannya dari Adam seraya berfirman, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’:1) Wabillahit taufiq. Washollahu alaa nabiyyinaa Muhammadin wa aalihi washohbihi wa sallam.” [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta' (1/68-70), cet. Dar Balansiyah, 1421 H] Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 65 Tahun II.

Tentang Jin Pendamping manusia (Qorin)

Pasti kejadia ini sudah tak asing lagi bagi kita, Tahukah anda,,?? biasanya ketika seseorang kerasukan dan mengaku dirinya adalah sosok orang yg telah meninggal, itu bukanlah setan, melainkan sosok yang merasuk ke dalam tubuhnya itu adalah sahabat almarhum/almarhumah yang tidak lain adalah Qorin atau jin pendamping yang selalu mendampinginya sewaktu hidup. Jadi ia tahu betul apa yang dilakukan almarhum/almarhumah sewaktu hidup. Siapakah Qarin itu sebenarnya?? apakah ia jin pendamping yang baik atau jahat bagi orang yang di dampinginya?? mengapa qarin tidak meninggal menyusul orang yang didampinginya ke alam baka (kekal)?? secara bahasa”qarin” berarti teman atau pasangan.karena itu qarin sering di artikan sebagai teman yang selalu mendampingi kita kapan saja kita berada. Misteri Beda Dunia ] Layaknya teman , ada yang baik dan ada yang buruk. Begitu juga dengan qarin, ia kadang memiliki pengaruh baik pada kita kadang juga memiliki pengaruh buruk pada kita. Tetapi pengaruh kita sebagai manusia lebih tinggi dibandingkan pengaruh qarin terhadap kita. Qarin sudah ada sejak kita lahir. Karena itu , ada yang mengistilahkan qarin itu pasangan kembar kita. Hanya saja ia bentuknya ghaib dan tak terlihat. Sebagai pasangan yang selalu mengikuti kita kemana saja , sudah pasti ia tahu betul apa yang kita kerjakan semasa hidup. Seingga qarin bisa menyampaikan keinginan2 yg ingin di sampaikan alkmarhum/almarhumah saat ihdupnya yang belum sempat terucap. Keberadaan qarin dlm tubuh kita di pertegas oleh hadist nabi riwayat Abdulah bin mas' ud. Dalam hadist tsb di sebutkan bahwa rasullulah bersabda “ tidak ada seorangpun diantara kalian yang tidak di tunjuknya jin pendamping (Qarin) “.” para sahabat bertanya”. “termasuk anda, ya Rosulullah??” “ya” Jawab nabi. “Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah, sehingga jin pendampingku masuk islam, dan ia tidak pernah mengajak ku kecuali yang baik-baik” Konon jin (Qarin) yang mendampingi nabi itu bernama Habib al-Huda dan ia beragama islam. Disinyalir jin nabi ini masih hidup hingga sekarang. Dan tinggal di baqi'. Disana ia memiliki majelis dakwah, yang kerap kali di datangi oleh jin-jin lainnya yang beragama islam. Jadi layaknya manusia , jin juga memiliki tempat untuk belajar dan mengajar. Blog Misteri Beda Dunia ] Dalam al-quran sendiri perkataan qarin disebutkan dalam surat Zukhruf (43) : 36, barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (AL-QUR'AN), kami adakan bagionya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi qarin, dan sesungguhnya merka benar-benar menghalangi mereka dari jalan dan mereka menyangka bahwa mereka mendapatkan petunjuk. Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbah, penggunaan bentuk tunggal bagi kata qarin dalam ayat di atas mengisyaratkan bahwa setiap orang yang enggan mengikuti tuntunan agama akan memiliki qarin. Ini terjadi bagi perorangan, bukannya sekelompok yang memperoleh satu qarin secara bersama-sama. Artinya dalam setiap tubuh manusia pasti ada qarinnya. Ia akan mempengaruhi orang yang di dampinginya itu kepada jalan yang sesat. Bagi yang tidak memiliki iman, akan tersesat. Sebaliknya, bagi seseorang yang beriman maka akan dapat menepis godaan qarinnya. Kata qarin juga disebut dalam surat Qaf (50) ayat 27. “ Dan yang menyertai dia berkata (pula) “Ya Tuhan Kami ,aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan.”[ Blog Misteri Beda Dunia ] Menurut Quraish shihab , surat Qaf (50) ayat 23, membicarakan tentang keadaan orang-orang kafir di hari kiamat yang telah menjadi korban godaan qarin. Qarin itu mempertunjukan kepada Allah tentang orang yang telah berhasil di godanya yaitu seperti orang kafir, dan ia pantas disiksa di neraka. Allah pun lalu melemparkan orang-orang kafir itu kepada neraka seperti yang terlukis dalam ayat berikutnya dari surat Qaf ayat 24, “Allah berfirman :” Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala” Tetapi Qarin sendiri tak pernah mau bertanggung jawab atas dosa yang dipikul manusia atau siksaan yang diterima oleh orang yang sesat sehingga di masukan ke neraka.. ini terlihat dari penjelasan ayat berikutnya dari surat Qaf ayat 27 tersebut. Qarin mengelak bahwa itu bukan merupakan perbuatannya. Seperti halnya manusia , qarin juga ada yang beragama islam, ateis, kristen dan yahudi. Konon qarin yang non muslim ini bertengger di bahu kiri pada orang yang di dampinginya.Sebaliknya Qarin yang Muslim berasa di bahu kanan, Dia selalu membantunya untuk taat kepada Allah. Jika kita lupa shalat, dia mengingatkan dan membangunkan kita. Dia tidak pernah meninggalkan orang yang di dampinginya kecuali ia sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami isteri sudah masuk kamar dan pintu di tutup, maka qarin pun dengan sekejap sudah berada di mekkah untuk shalat disana dan balik lagi dengan sekejap ke rumah muslim tersebut. [ Blog Misteri Beda Dunia ] Tidak seperti manusia , qarin tidak dapat mati hingga hari kiamat. Sebab ia merupakan bangsa jin. Seperti bangsa jin lainnya, ia pun tidak bisa mati kecuali saat datangnya hari kiamat. Maka dari itu, ketika yang di dampinginya meninggal, qarin kerap kali menampakkan wujudnya seperti diri org yang dulu di dampinginya. Biasanya qarin itu berperilaku persis seperti orang yang di dampinginya. Jika orang yang di dampinginya adalah orang yang saleh maka ia akan berperilaku persis seperti orang itu, meskipun orang itu sudah meninggal. Karena itu kerap kali kita mendengar kisah-kisah tentang orang saleh yanng sudah meninggal dunia , tetapi kita masih melihat nya sedang mengaji di masjid, beribadah dan sebagainya. Sebagian orang menilai itu karena karomahnya.padahal itu adalah qarin yang dulu mendampinginya ia akan persis melakonkan perilaku orang yang di dampinginya saat masih hidup. Dalil tentang Adanya Jin Pendamping Ibn Mas’ud menceritakan, Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda yang artinya: “Tidaklah salah seorang dari kalian melainkan ada pendampingnya dari golongan jin.” Mereka bertanya, “Juga padamu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, hanya saja aku telah mendapat perlindungan dari Allah sehingga aku selamat. Ia tidak memerintahkan aku kecuali kebaikan.” (HR Muslim). Ath-Thabarani mengisahkan riwayat dari Syuraik bin Thariq. Ia berkata, Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya: “Tidak ada seseorang di antara kalian melainkan ada baginya seorang setan.” Mereka bertanya, “Juga bagimu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, tetapi Allah melindungiku sehingga aku selamat .”(HR. Ibnu Hibban). Ibn Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya: “Setiap anak Adam mempunyai kelompok, dan bagi malaikat ada kelompok dengan anak Adam. Kelompok setan mengajak kepada kejahatan dan mendustakan yang hak, adapun kelompok malaikat mengajak kepada kebaikan dan membenarkan yang hak. Barang siapa yang mendapatkan yang demikian itu, maka ketahuilah bahwa itu dari Allah dan pujilah Allah, dan barang siapa yang mendapatkan selain itu, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk, kemudian ia membaca asy-syaithanu ya’idukumul-faqra wa ya’murukum bil-fahsya’.” (HR. Tirmizi). [ Blog Misteri Beda Dunia ] Sa’id al-Jariri mengomentari ayat yang berbunyi, “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Alquran), kami adakan baginya setan.” (QS. Az-Zukhruf: 36). Ia berkomentar, “Telah sampai berita kepada kami bahwa orang kafir apabila dibangkitkan pada hari kiamat, setan akan mendorong dengan tangannya, hingga ia tidak bisa melawannya, sampai Alloh menempatkannya di api neraka, dan ketika itu ia berkata, ‘Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat.’ (QS. Az-Zukhruf: 38). Sementara, orang mukmin akan diwakilkan padanya malaikat sampai ia diadili di antara manusia dan menempatkannya dalam surga. [ Blog Misteri Beda Dunia ] Abadullah Bin Mas’ud mengatakan bahwa : Rasulullah saw bersabda; “Tidak ada seorangpun diantara kalian yang tidak ditunjuk untuknya Jin pendamping (Qarin)”. Para sahabat bertanya; “Termasuk anda ya Rasulullah ?, “Ya” jawab Nabi, Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah,sehingga Jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah mengajakku kecuali yang baik-baik”. Jin pendamping (Qarin) Rasulullah saw, adalah bernama Habib al-Huda, beragama Islam dan menurut para ulama sampai sekarang beliau masih hidup, beliau tinggal di Baqi’. Di Baqi’, beliau mempunyai majelis pengajaran tafsir dan hadis-hadis Rasulullah saw yang didatangi oleh jin-jin muslim. Hal ini bisa saja terjadi sebab umur rata2 Jin panjang bisa mencapai ratusan dan ribuan tahun. Bagi orang kita orang awam akan timbul pertanyaan : Apakah Jin pendamping muslim itu juga pasti muslim ..?, jawabnya tidak mesti. Kadang-kadang Jin pendamping seorang muslim itu adalah jin muslim, tetapi ada juga jin kafir, ateis, penyembah berhalah, kristen, yahudi. Jin pendamping (qarin) yang non muslim ini, bertengger dibahu kiri pada orang yang didampinginya, dan dia adalah pendukung kejahatan. Tetapi pengaruh manusia terhadap jin lebih besar ketimbang pengaruh jin terhadap manusia. Jin Pedamping yang muslim, sangat mencintai orang muslim yang didampinginya dalam derajat yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Dia melindungi manusia yang didampinginya dari berbagai bahaya, dan membantu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Ketika anda lupa sholat dia membantu mengingatkan dan membangunkan anda. Dia tidak pernah meninggalkan orang muslim yang didampinginya kecuali orang tsb sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami isteri sudah masuk kamar dan pintu ditutup, maka Qarin dengan sekejap sudah berada di Mekkah untuk sholat disana, dan balik lagi dalam waktu sekejap kerumah orang muslim tersebut. Untuk Melindungi Diri dari Jin Qorin maka Banyaklah berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah. Jika kita sungguh-sungguh melakukan hal ini, insyaaAllah, akan datang perlindungan dari Yang Maha Kuasa.. Catatan : Para ulama berbeda pendapat tentang Qorin, ada yang membenarkan dan ada juga yang tidak,.jadi dua duanya benar,.yang salah adalah yang gak percaya akan adanya makhluk gaib..

Sedikit tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW

Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling menyayangi antara satu sama lain. Mahukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling menyayangi antara satu sama lain? Sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya diantara kalian" - (Muslim) Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW Fizikal Nabi Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata: Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya. Kebiasaan Nabi Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya. Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin. Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu. Rumah Nabi Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain. Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja. Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya. Luaran Nabi Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan. Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun. Majlis Nabi Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali. Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan. Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala. Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu. Diamnya Nabi Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat. (Nukilan Thabarani - Majma'uz-Zawa'id 8:275) Sumber :http://azharjaafar.blogspot.com/