Minggu, 17 November 2013

kumpulan Hadist tentang Perzinaan - riya dan nifak - ujian dan cobaan

Perzinaan 1. Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim) 2. Ada dua golongan dari penghuni neraka yang Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu kaum yang menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan wanita-wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka melenggang bergoyang. Rambutnya ibarat punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau mencium harumnya surga yang sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian sekian. (HR. Muslim) 3. Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR. Bukhari) 4. Perzinaan mengakibatkan kemiskinan. (HR. Al-Baihaqi dan Asysyihaab) 5. Perbuatan lesbian di antara kaum wanita adalah perzinaan. (HR. Ath-Thabrani) Riya dan Nifak 1. Riya menyia-nyiakan amal sebagaimana syirik menyia-nyiakannya. (HR. Ar-Rabii’) 2. Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani) 3. Tidak akan tiba hari kiamat sampai penguasa-penguasa tiap umat ialah orang-orang yang munafik. (HR. Ar-Rabii’) 4. Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim) 5. Seburuk-buruk manusia ialah orang yang mempunyai dua muka, mendatangi kelompok ini dengan wajah yang satu dan mendatangi kelompok lain dengan wajahnya yang lain. (Mutafaq’alaih) 6. Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih). 7. Paling banyak orang munafik dari umatku ialah yang pandai bacaannya. (HR. Bukhari) 8. Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta dan tuli. (HR. Ad-Dailami). 9. Bila kamu melihat orang-orang yang sedang memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka. (HR. Ahmad) Ujian dan Cobaan 1. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi) 2. Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari) 3. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari) 4. Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari) 5. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani) 6. Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi) 7. Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad) 8. Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari) 9. Seorang mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya orang yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar) 10. Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi) 11. Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari) Penjelasan: Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah. 12. Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani) 13. Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la) 14. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad) 17. Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani) 15. Bencana yang paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain dan kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami) 16. Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)

Hadist (kumpulan 2)

Al-Quran 1. Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim) 2. Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini (Al Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan menjatuhkan derajat kaum yang lain. (HR. Muslim) Penjelasan: Maksudnya: Barangsiapa yang berpedoman dan mengamalkan isi Al Qur’an maka Allah akan meninggikan derajatnya, tapi barangsiapa yang tidak beriman kepada Al Qur’an maka Allah akan menghinakannya dan merendahkan derajatnya. 3. Apabila seorang ingin berdialog dengan Robbnya maka hendaklah dia membaca Al Qur’an. (Ad-Dailami dan Al-Baihaqi) 4. Orang yang pandai membaca Al Qur’an akan bersama malaikat yang mulia lagi berbakti, dan yang membaca tetapi sulit dan terbata-bata maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari) 6. Orang yang dalam benaknya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an ibarat rumah yang bobrok. (Mashabih Assunnah) 7. Barangsiapa mengulas Al Qur’an tanpa ilmu pengetahuan maka bersiaplah menduduki neraka. (HR. Abu Dawud) Penjelasan: Maksud hadits ini adalah menterjemah, menafsirkan atau menguraikan Al Qur’an hanya dengan akal pikirannya sendiri tanpa panduan dari hadits Rasulullah, panduan dari para sahabat dan ulama yang shaleh, serta tanpa akal dan naqal yang benar. 8. Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan. (HR. Ahmad) 9. Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu pahala dan satu pahala diganjar sepuluh kali lipat. (HR. Tirmidzi) Pembicaraan dan Ucapan 1. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam. (HR. Bukhari) 2. Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari) 3. Barangsiapa akhir ucapannya “Laa ilaaha illallah” ‘Tiada Tuhan selain Allah’ niscaya dia masuk surga.( HR. Abu Dawud) 4. Sesungguhnya di antara ungkapan kata dan keterangan adalah sihir. (HR. Bukhari) 5. Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad) Penjelasan: Bicara saat emosi (marah) dapat menyesatkan. 6. Diam (tidak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. (HR. Ibnu Hibban) 7. Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan harta serta banyak bertanya. (HR. Asysyihaab) 8. Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami) 9. Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya. (HR. Ath-Thabrani) 10. Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi) 11. Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan. (HR. Bukhari) 12. Seorang memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya, “Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya (diucapkan berulang-ulang)”. (HR. Ahmad) 13. Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung.(HR. Muslim) 14. Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai.”(HR. Muslim) 15. Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari dan Al Hakim) 16. Semua umatku diampuni kecuali yang berbuat (keji) terang-terangan yaitu yang melakukannya pada malam hari lalu ditutup-tutupi oleh Allah, tetapi esok paginya dia membeberkan sendiri dengan berkata, “Hai Fulan, tadi malam aku berbuat begini…begini.” Dia membuka tabir yang telah disekat oleh Allah Azza wajalla. (Mutafaq’alaih) 17. Yang paling aku takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR. Abu Ya’la) Pengobatan dan Penyakit 1. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kami berobat?” Beliau menjawab, “Ya, wahai hamba-hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula penyembuhannya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)”. (HR. Ashabussunnah) 2. Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Barangsiapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung jawab. (HR. Ibnu Majah) 4. Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu di situ janganlah kamu ke luar meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang kamu di luar negeri itu janganlah kamu memasukinya. (HR. Bukhari) 5. Wafat karena wabah adalah mati syahid. (HR. Bukhari) Penjelasan: Tentu tidak setingkat dengan gugur di jalan Allah. 6. Janganlah orang sakit mengunjungi orang sehat. (HR. Bukhari dan Muslim) 7. Sebaik-baik menjenguk orang sakit adalah berdiri sebentar (tidak berlama-lama) dan ta’ziah (melayat ke rumah duka) cukup sekali saja. (HR. Ad-Dailami) 8. Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu. (HR. Al-Baihaqi) Penjelasan: Yang haram tidak dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit. 9. Apabila seorang yang sakit dari kamu menginginkan sesuatu makanan berikanlah. (HR. Ibnu Majah) 10. Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat (kesehatan). Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik daripada kesehatan. (HR. Ibnu Majah) 11. Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau. (HR. Bukhari) 12. Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah) 13. Rasulullah Saw ditanya tentang azal (mengeluarkan air mani diluar kemaluan istri). Beliau lalu menjawab, “Lakukanlah yang kamu pandang baik dan apa yang telah ditakdirkan Allah pasti akan terjadi, dan bukan kepastian bahwa dari tiap air mani dapat terjadi anak. “(HR. Al Hakim) Persoalan-Persoalan Pribadi 1. Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk. (HR. Al Hakim dan Al-Baihaqi) 2. Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR. Muslim) 3. Sesungguhnya persoalan-persoalan itu ada tiga macam, yaitu persoalan yang jelas bagimu kebenarannya maka ikutilah, persoalan yang jelas bagimu sesatnya maka jauhilah, dan persoalan yang terdapat perselisihan di dalamnya maka serahkanlah (kembalikan penentuan hukumnya) kepada yang alim (ilmuwan). (HR. Ath-Thabrani) 4. Buta yang paling buruk ialah buta hati. (HR. Asysyihaab) 5. Sesungguhnya Allah melampaui ketentuan bagiku dengan (memaafkan) umatku dalam kesalahan yang tidak disengaja, karena lupa, dan karena dipaksa melakukannya. (HR. Ibnu Majah) 6. Usia umatku antara enam puluh dan tujuh puluh tahun. Sedikit dari mereka yang melampauinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 7. Mungkin pelampiasan nafsu syahwat sebentar berakibat kesedihan yang lama. (HR. Al-Baihaqi) Keterangan: Banyak kasus yang terjadi, gara-gara melampiaskan nafsu syahwat dengan berzina lalu hamil, maka hal tersebut menimbulkan trauma yang dalam dan berkepanjangan bagi sang wanita. Orang tua dan keluarga menjadi sedih dan malu. Juga akibat-akibat buruk lainnya yang dapat terjadi diluar perkiraan. 8. Rasulullah bersabda dengan membawakan firman Allah dalam hadits Qudsi: “Pandangan mata adalah panah beracun dari antara panah-panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.” (HR. Al Hakim) 9. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Ketika aku sakit, Rasulullah datang menjenguk dan aku berkata, “Ya Rasulullah, bolehkah aku mewakafkan seluruh hartaku?” Nabi Saw menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi, “Separonya?”, Nabi menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi, “Sepertiganya?” Beliau menjawab, “Meninggalkan keluargamu dalam keadaan baik (senang) lebih baik daripada membiarkan mereka miskin mengemis pada orang-orang.” (HR. Bukhari) Keterangan: Batas maksimum wasiat adalah sepertiga dari seluruh hartanya, karena sepertiga itu sudah banyak. 10. Barangsiapa bernazar untuk mentaati Allah, hendaklah dia mentaatiNya dan barangsiapa bernazar untuk bermaksiat terhadap Allah maka janganlah ia melakukannya. (HR. Bukhari) 11. Mimpi yang baik (sholeh) adalah dari Allah dan mimpi (buruk) adalah dari setan. (Bukhari) 12. Sesungguhnya yang dimaksud nazar ialah apa yang diharapkan dengannya keridhoan Allah ‘Azza wajalla. (HR. Ahmad) 13. Mimpi yang paling benar ialah (yang terjadi) menjelang waktu sahur (sebelum fajar). (HR. Al Hakim dan Tirmidzi) 14. Hak seorang muslim yang memiliki harta (peninggalan untuk diwasiatkan) ialah tidak melampaui dua malam kecuali wasiatnya sudah tertulis dan sudah ditangannya. (HR. Muslim) 15. Mimpi yang baik oleh seorang yang sholeh merupakan satu dari empat puluh enam bagian dari mimpi kenabian. (HR. Bukhari) 16. Apabila Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang hendaknya dia pergunakan pertama kali untuk dirinya dan keluarganya. (HR. Muslim) 17. Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah. Jika seseorang membongkar keburukan yang diketahuinya pada dirimu janganlah kamu membongkar keburukan yang kamu ketahui ada pada dirinya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Hadist (kumpulan 1)

Cinta dan Benci 1. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi) 2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami) 3. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani) 4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari) 6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim) Dukun dan Peramal 1. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima. (HR. Muslim) 2. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. (Abu Dawud) 3. Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik. (HR. Ibnu Majah) 4. Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali Engkau.” (HR. Ahmad) 5. Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal. (HR. Bukhari dan Muslim) Penjelasan: Thair artinya burung. Ramalan tentang mujur dan sial semula dikaitkan dengan burung yaitu suara atau arah terbangnya. Hewan 1. Rasulullah Saw melarang membunuh hewan dengan mengurungnya dan membiarkannya mati karena lapar dan haus. (HR. Muslim) 2. Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis. (HR. Bukhari) 3. Nabi Saw melarang mengadu domba antara hewan-hewan ternak. (HR. Abu Dawud) Penjelasan: Mengadu kerbau, sapi, domba, kambing, ayam dan lain sebagainya. 4. Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan atau melepaskannya mencari makan dari serangga tanah. (HR. Bukhari) 5. Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan diambilnya air dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu dosanya diampuni. (HR. Bukhari) Kebersihan 1. Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih, dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi) Penjelasan: Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di halaman rumah. 2. Suatu keharusan atas tiap orang muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi pada hari Jum’at. (HR. Ahmad) 3. Fitrah manusia ada lima yaitu dikhitan (disunat), mencukur rambut kemaluan, menggunting (merapikan) kumis, memotong kuku (kuku tangan dan kaki) serta mencabuti bulu ketiak. (HR. Bukhari) 4. Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi) 5. Barangsiapa tidur dan tangannya masih berbau atau masih ada bekas makanan dan tidak dicucinya lalu terkena sedikit gangguan penyakit kulit maka janganlah menyalahkan kecuali dirinya sendiri. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud) 6. Malaikat jibril terus-menerus berpesan agar aku menggosok gigi (bersiwak) sehingga aku khawatir gigi-gigiku tanggal dan aku ompong tanpa gigi. (HR. Ath-Thahawi) 7. Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang. (HR. Ahmad) Penjelasan: Mengikat dengan sihir, rayuan dan godaan. 8. Janganlah kamu kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu berwudhu dari situ. (HR. Ahmad dan Tirmidzi) 9. Apabila seorang bersenggama dengan isterinya dan hendak mengulangi, hendaklah dia berwudhu lebih dulu agar lebih segar pengulangannya. (HR. Muslim) 10. Siapa yang mengenakan pakaian hendaklah dengan yang bersih. (HR. Ath-Thahawi) 11. Apabila seorang bangun tidur jangan langsung memasukkan tangannya ke dalam ember (bak) air sehingga mencucinya lebih dulu tiga kali. Sesungguhnya dia tidak mengetahui dimana tangannya bermalam atau dimana tangannya melayang. (HR. Abu Dawud) Kesombongan 1. Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. (HR. Muslim) 2. Barangsiapa memanjangkan pakaiannya (sehingga menyeret di tanah) karena kesombongannya maka Allah tidak akan memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim) 4. Selagi orang berjalan dan merasa bangga dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya maka tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah lalu dia bergelimang di dalam tanah sampai hari kiamat. (HR. Muslim) 5. Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas) 6. Barangsiapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)

Senin, 07 Oktober 2013

Tentang penciptaan Manusia

Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 – meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April1882 pada umur 72 tahun) adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat). Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life(biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam. Darwin diangkat menjadi Fellow of the Royal Society, melanjutkan penelitiannya, dan menulis serangkaian buku tentang tanaman dan binatang, termasuk manusia, dan yang menonjol adalah The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex dan The Expression of the Emotions in Man and Animals. Bukunya yang terakhir adalah tentang cacing tanah.(http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Darwin) Teori Darwin yang menyatakan bahwa semua makhluk hidup bersaing di alam ini melalui seleksi alam, membuat semua manusia terutama ras-ras tertentu merasa terancam. Sejak teori ini dihembuskan, sejak itu pula secara signifikan manusia semakin berlomba untuk dapat bertahan dengan berbagai cara, terutama melalui peperangan. Keadaan dunia yang kacau seperti sekarang hanya karena untuk bertahan hidup membuat segala kekacauan bersumber dari teori ini. Mereka beranggapan bahwa suatu ras harus mendominasi agar dapat bertahan hidup. Padahal yang benar adalah justru yang dominan atau mayoritas harus memelihara dan menjaga yang minoritas. Jadi yang minoritas tak perlu khawatir punah, sedangkan yang dominan tak perlu mengintimidasi dan memusnahkan yang minoritas. Itulah manusia, makhluk yang diberi akal agar saling menjaga, bukan berperang atau saling berlomba memusnahkan! Tidak hanya itu, secara perekonomian, ideologi, sosial dan politik mereka juga saling mengalahkan dan berusaha untuk bertahan dengan berbagai cara. Teori yang menjerumuskan manusia agar berfikir untuk bertahan ini, membuat para ilmuwan mengkategorikan sebagai “teori paling berbahaya sepanjang masa!”. [http://indocropcircles.wordpress.com/2013/01/23/teori-darwin-terputus-manusia-tidak-primitif/] Manusia Modern Sudah Ada Sejak Jutaan Tahun Lalu Bukti manusia modern ada sejak 430,000 tahun lalu sebagai titik tolak manusia awal melalui desain canggih yang ditemukan diwilayah utara, Jerman. Pendukung teori Darwin menyatakan bahwa Homo Sapiens modern hidup sejak 50 ribu tahun yang lalu. Sementara peneliti modern menyatakan bahwa nenek moyang manusia sudah hidup sekitar 100 ribu tahun, bahkan sekarang banyak peneliti yang sepakat bahwa manusia mulai berkembang sejak 275 ribu tahun lalu. Peralatan batu yang ditemukan di Hueytalco-Meksiko berusia 250 tahun, jauh sebelum manusia bermigrasi ke Amerika. Tengkorak manusia ditemukan diwilayah Buenos Aires, Argentina yang berusia 1 juta tahun, dan patung manusia berukuran kecil ditemukan di Nampa-Idaho dalam lapisan bebatuan berusia 2 juta tahun. Bukti ini jelas menyatakan bahwa ras manusia sudah ada dan hidup berdampingan dengan manusia kera sebagai ras primitif. Bukti semakin bertambah, fosil-fosial yang ditemukan berusia terkadang lebih tua dari pernyataan evolusi manusia. Kemungkinan manusia modern sudah ada sejak 2,5, atau bahkan 10 juta tahun yang lalu, dimana teori Darwin menyatakan manusia kera hidup ditahun-tahun tersebut. ============================= Sebagian manusia ada yang meyakini bahwa asal penciptaan manusia berasal dari kera. Jadi, menurut teori ini, manusia awalnya berbentuk kera. Lalu mengalami perkembangan dan evolusi yang mengubah struktur dan bentuk tubuh mereka lebih sempurna; cara berpikir juga berkembang, dan perlahan-lahan berubah bentuk dari monyet jadi manusia sempurna. Inilah “teori evolusi” batil yang pernah dicetuskan oleh Darwin. Teori ini didasari oleh sangkaan dan perkiraan-perkiraan batil yang tidak dibangun di atas dalil dari wahyu. Para ulama’ telah memberikan pengingkaran atas teori Darwin ini, karena menyelisihi nash-nash Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ para salaf. Oleh karenanya, Syaikh bin Baaz dan ulama’ sejawatnya yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta’ memberikan jawaban terhadap pertanyaan seputar teori Darwin dengan menyatakan dengan tegas, “Pendapat ini tak benar!! Dalil yang membuktikan hal itu (yakni, kebatilan teori Darwin), Allah -Ta’ala- telah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang periode penciptaan Adam seraya berfirman, “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah.” (QS. Ali Imraan: 59) Kemudian tanah ini dibasahi sehingga menjadi tanah liat yang melengket pada tangan. Allah -Ta’ala- berfirman, “Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun: 12) Allah -Ta’ala- berfirman, “Sesungguhnya kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” (QS. Ash-Shaaffat: 11) Kemudian menjadi lumpur hitam yang diberi bentuk. Allah -Ta’ala- berfirman, “Dan sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr: 26) Kemudian setelah menjadi kering, maka ia menjadi tanah kering seperti tembikar. Allah -Ta’ala- berfirman, “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.” (QS. Ar-Rahman: 14) Allah membentuknya sesuai bentuk yang dikehendaki oleh Allah, dan meniupkan ruh padanya dari ruh-ruh (ciptaan)-Nya. Allah -Ta’ala-’ berfirman, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Lalu apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS.Al-Hijr : 28-29) Inilah periode-periode yang dilalui penciptaan Adam menurut Al-Qur’an. Adapun periode-periode yang dilalui oleh penciptaan anak-cucu Adam, maka Allah -Ta’ala- berfirman, “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al-Mu’minun: 12-14) Adapun istri Adam (yakni, Hawwa’), maka Allah -Ta’ala- pun menjelaskan bahwa Dia menciptakannya dari Adam seraya berfirman, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’:1) Wabillahit taufiq. Washollahu alaa nabiyyinaa Muhammadin wa aalihi washohbihi wa sallam.” [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta' (1/68-70), cet. Dar Balansiyah, 1421 H] Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 65 Tahun II.

Tentang Jin Pendamping manusia (Qorin)

Pasti kejadia ini sudah tak asing lagi bagi kita, Tahukah anda,,?? biasanya ketika seseorang kerasukan dan mengaku dirinya adalah sosok orang yg telah meninggal, itu bukanlah setan, melainkan sosok yang merasuk ke dalam tubuhnya itu adalah sahabat almarhum/almarhumah yang tidak lain adalah Qorin atau jin pendamping yang selalu mendampinginya sewaktu hidup. Jadi ia tahu betul apa yang dilakukan almarhum/almarhumah sewaktu hidup. Siapakah Qarin itu sebenarnya?? apakah ia jin pendamping yang baik atau jahat bagi orang yang di dampinginya?? mengapa qarin tidak meninggal menyusul orang yang didampinginya ke alam baka (kekal)?? secara bahasa”qarin” berarti teman atau pasangan.karena itu qarin sering di artikan sebagai teman yang selalu mendampingi kita kapan saja kita berada. Misteri Beda Dunia ] Layaknya teman , ada yang baik dan ada yang buruk. Begitu juga dengan qarin, ia kadang memiliki pengaruh baik pada kita kadang juga memiliki pengaruh buruk pada kita. Tetapi pengaruh kita sebagai manusia lebih tinggi dibandingkan pengaruh qarin terhadap kita. Qarin sudah ada sejak kita lahir. Karena itu , ada yang mengistilahkan qarin itu pasangan kembar kita. Hanya saja ia bentuknya ghaib dan tak terlihat. Sebagai pasangan yang selalu mengikuti kita kemana saja , sudah pasti ia tahu betul apa yang kita kerjakan semasa hidup. Seingga qarin bisa menyampaikan keinginan2 yg ingin di sampaikan alkmarhum/almarhumah saat ihdupnya yang belum sempat terucap. Keberadaan qarin dlm tubuh kita di pertegas oleh hadist nabi riwayat Abdulah bin mas' ud. Dalam hadist tsb di sebutkan bahwa rasullulah bersabda “ tidak ada seorangpun diantara kalian yang tidak di tunjuknya jin pendamping (Qarin) “.” para sahabat bertanya”. “termasuk anda, ya Rosulullah??” “ya” Jawab nabi. “Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah, sehingga jin pendampingku masuk islam, dan ia tidak pernah mengajak ku kecuali yang baik-baik” Konon jin (Qarin) yang mendampingi nabi itu bernama Habib al-Huda dan ia beragama islam. Disinyalir jin nabi ini masih hidup hingga sekarang. Dan tinggal di baqi'. Disana ia memiliki majelis dakwah, yang kerap kali di datangi oleh jin-jin lainnya yang beragama islam. Jadi layaknya manusia , jin juga memiliki tempat untuk belajar dan mengajar. Blog Misteri Beda Dunia ] Dalam al-quran sendiri perkataan qarin disebutkan dalam surat Zukhruf (43) : 36, barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (AL-QUR'AN), kami adakan bagionya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi qarin, dan sesungguhnya merka benar-benar menghalangi mereka dari jalan dan mereka menyangka bahwa mereka mendapatkan petunjuk. Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbah, penggunaan bentuk tunggal bagi kata qarin dalam ayat di atas mengisyaratkan bahwa setiap orang yang enggan mengikuti tuntunan agama akan memiliki qarin. Ini terjadi bagi perorangan, bukannya sekelompok yang memperoleh satu qarin secara bersama-sama. Artinya dalam setiap tubuh manusia pasti ada qarinnya. Ia akan mempengaruhi orang yang di dampinginya itu kepada jalan yang sesat. Bagi yang tidak memiliki iman, akan tersesat. Sebaliknya, bagi seseorang yang beriman maka akan dapat menepis godaan qarinnya. Kata qarin juga disebut dalam surat Qaf (50) ayat 27. “ Dan yang menyertai dia berkata (pula) “Ya Tuhan Kami ,aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan.”[ Blog Misteri Beda Dunia ] Menurut Quraish shihab , surat Qaf (50) ayat 23, membicarakan tentang keadaan orang-orang kafir di hari kiamat yang telah menjadi korban godaan qarin. Qarin itu mempertunjukan kepada Allah tentang orang yang telah berhasil di godanya yaitu seperti orang kafir, dan ia pantas disiksa di neraka. Allah pun lalu melemparkan orang-orang kafir itu kepada neraka seperti yang terlukis dalam ayat berikutnya dari surat Qaf ayat 24, “Allah berfirman :” Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala” Tetapi Qarin sendiri tak pernah mau bertanggung jawab atas dosa yang dipikul manusia atau siksaan yang diterima oleh orang yang sesat sehingga di masukan ke neraka.. ini terlihat dari penjelasan ayat berikutnya dari surat Qaf ayat 27 tersebut. Qarin mengelak bahwa itu bukan merupakan perbuatannya. Seperti halnya manusia , qarin juga ada yang beragama islam, ateis, kristen dan yahudi. Konon qarin yang non muslim ini bertengger di bahu kiri pada orang yang di dampinginya.Sebaliknya Qarin yang Muslim berasa di bahu kanan, Dia selalu membantunya untuk taat kepada Allah. Jika kita lupa shalat, dia mengingatkan dan membangunkan kita. Dia tidak pernah meninggalkan orang yang di dampinginya kecuali ia sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami isteri sudah masuk kamar dan pintu di tutup, maka qarin pun dengan sekejap sudah berada di mekkah untuk shalat disana dan balik lagi dengan sekejap ke rumah muslim tersebut. [ Blog Misteri Beda Dunia ] Tidak seperti manusia , qarin tidak dapat mati hingga hari kiamat. Sebab ia merupakan bangsa jin. Seperti bangsa jin lainnya, ia pun tidak bisa mati kecuali saat datangnya hari kiamat. Maka dari itu, ketika yang di dampinginya meninggal, qarin kerap kali menampakkan wujudnya seperti diri org yang dulu di dampinginya. Biasanya qarin itu berperilaku persis seperti orang yang di dampinginya. Jika orang yang di dampinginya adalah orang yang saleh maka ia akan berperilaku persis seperti orang itu, meskipun orang itu sudah meninggal. Karena itu kerap kali kita mendengar kisah-kisah tentang orang saleh yanng sudah meninggal dunia , tetapi kita masih melihat nya sedang mengaji di masjid, beribadah dan sebagainya. Sebagian orang menilai itu karena karomahnya.padahal itu adalah qarin yang dulu mendampinginya ia akan persis melakonkan perilaku orang yang di dampinginya saat masih hidup. Dalil tentang Adanya Jin Pendamping Ibn Mas’ud menceritakan, Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda yang artinya: “Tidaklah salah seorang dari kalian melainkan ada pendampingnya dari golongan jin.” Mereka bertanya, “Juga padamu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, hanya saja aku telah mendapat perlindungan dari Allah sehingga aku selamat. Ia tidak memerintahkan aku kecuali kebaikan.” (HR Muslim). Ath-Thabarani mengisahkan riwayat dari Syuraik bin Thariq. Ia berkata, Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya: “Tidak ada seseorang di antara kalian melainkan ada baginya seorang setan.” Mereka bertanya, “Juga bagimu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, tetapi Allah melindungiku sehingga aku selamat .”(HR. Ibnu Hibban). Ibn Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya: “Setiap anak Adam mempunyai kelompok, dan bagi malaikat ada kelompok dengan anak Adam. Kelompok setan mengajak kepada kejahatan dan mendustakan yang hak, adapun kelompok malaikat mengajak kepada kebaikan dan membenarkan yang hak. Barang siapa yang mendapatkan yang demikian itu, maka ketahuilah bahwa itu dari Allah dan pujilah Allah, dan barang siapa yang mendapatkan selain itu, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk, kemudian ia membaca asy-syaithanu ya’idukumul-faqra wa ya’murukum bil-fahsya’.” (HR. Tirmizi). [ Blog Misteri Beda Dunia ] Sa’id al-Jariri mengomentari ayat yang berbunyi, “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Alquran), kami adakan baginya setan.” (QS. Az-Zukhruf: 36). Ia berkomentar, “Telah sampai berita kepada kami bahwa orang kafir apabila dibangkitkan pada hari kiamat, setan akan mendorong dengan tangannya, hingga ia tidak bisa melawannya, sampai Alloh menempatkannya di api neraka, dan ketika itu ia berkata, ‘Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat.’ (QS. Az-Zukhruf: 38). Sementara, orang mukmin akan diwakilkan padanya malaikat sampai ia diadili di antara manusia dan menempatkannya dalam surga. [ Blog Misteri Beda Dunia ] Abadullah Bin Mas’ud mengatakan bahwa : Rasulullah saw bersabda; “Tidak ada seorangpun diantara kalian yang tidak ditunjuk untuknya Jin pendamping (Qarin)”. Para sahabat bertanya; “Termasuk anda ya Rasulullah ?, “Ya” jawab Nabi, Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah,sehingga Jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah mengajakku kecuali yang baik-baik”. Jin pendamping (Qarin) Rasulullah saw, adalah bernama Habib al-Huda, beragama Islam dan menurut para ulama sampai sekarang beliau masih hidup, beliau tinggal di Baqi’. Di Baqi’, beliau mempunyai majelis pengajaran tafsir dan hadis-hadis Rasulullah saw yang didatangi oleh jin-jin muslim. Hal ini bisa saja terjadi sebab umur rata2 Jin panjang bisa mencapai ratusan dan ribuan tahun. Bagi orang kita orang awam akan timbul pertanyaan : Apakah Jin pendamping muslim itu juga pasti muslim ..?, jawabnya tidak mesti. Kadang-kadang Jin pendamping seorang muslim itu adalah jin muslim, tetapi ada juga jin kafir, ateis, penyembah berhalah, kristen, yahudi. Jin pendamping (qarin) yang non muslim ini, bertengger dibahu kiri pada orang yang didampinginya, dan dia adalah pendukung kejahatan. Tetapi pengaruh manusia terhadap jin lebih besar ketimbang pengaruh jin terhadap manusia. Jin Pedamping yang muslim, sangat mencintai orang muslim yang didampinginya dalam derajat yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Dia melindungi manusia yang didampinginya dari berbagai bahaya, dan membantu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Ketika anda lupa sholat dia membantu mengingatkan dan membangunkan anda. Dia tidak pernah meninggalkan orang muslim yang didampinginya kecuali orang tsb sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami isteri sudah masuk kamar dan pintu ditutup, maka Qarin dengan sekejap sudah berada di Mekkah untuk sholat disana, dan balik lagi dalam waktu sekejap kerumah orang muslim tersebut. Untuk Melindungi Diri dari Jin Qorin maka Banyaklah berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah. Jika kita sungguh-sungguh melakukan hal ini, insyaaAllah, akan datang perlindungan dari Yang Maha Kuasa.. Catatan : Para ulama berbeda pendapat tentang Qorin, ada yang membenarkan dan ada juga yang tidak,.jadi dua duanya benar,.yang salah adalah yang gak percaya akan adanya makhluk gaib..

Sedikit tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW

Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling menyayangi antara satu sama lain. Mahukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling menyayangi antara satu sama lain? Sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya diantara kalian" - (Muslim) Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW Fizikal Nabi Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata: Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya. Kebiasaan Nabi Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya. Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin. Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu. Rumah Nabi Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain. Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja. Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya. Luaran Nabi Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan. Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun. Majlis Nabi Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali. Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan. Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala. Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu. Diamnya Nabi Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat. (Nukilan Thabarani - Majma'uz-Zawa'id 8:275) Sumber :http://azharjaafar.blogspot.com/

Kisah Penciptaan Tubuh Rasulullah

Ka’ab al Ahbaar radhiy-Allahu ‘anhu mengatakan, “Ketika Allah SWT menginginkan untuk menciptakan Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Ia memerintahkan Malaikat Jibril untuk membawa kepada-Nya tanah liat yang menjadi jantung dari bumi, yang menjadi kemegahan dan cahayanya. Jibril pun turun, ditemani beberapa malaikat dari Tempat Tertinggi di Surga. Ia mengambil segenggam tanah untuk penciptaan Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam dari suatu tempat yang kini menjadi makam suci beliau sall-Allahu ‘alaihi wasallam; tanah itu berkilau putih cerah. Kemudian ia meramas dan mengadun tanah itu dengan air ciptaan terbaik dari Air Terjun Syurgawi Tasniim, yang berada dalam sungai-sungai jernih yang mengalir di Syurga. Ia mengaduninya sampai tanah itu menjadi suatu mutiara putih dengan pancaran warna putihnya yang cemerlang. Para malaikat membawanya, mengelilingi ‘Arasy Syurgawi dan gunung-gunung dan samudera. Dengan begitu, para malaikat dan seluruh makhluq menjadi tahu akan keberadaan junjungan kita Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam dan kehormatan beliau; sebelum mereka mengetahui Adam.” Ibn ‘Abbas radhiy-Allahu ‘anhumengatakan, “Asal usul dari tanah liat Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam adalah dari pusat bumi, di Makkah, di titik di mana Ka’bah berdiri. Kerana itu pula, Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam menjadi asal usul penciptaan, dan semua makhluq ciptaan adalah pengikut-pengikut beliau.” Pengarang Awarif al Ma’arif [al-Suhrawardi], berkata bahawa ketika Banjir meluap, menebarkan buih ke seluruh penjuru, esensi dari Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam berhenti hingga ke suatu tempat di dekat tanah kubur beliau di Madinah, sehingga beliau sall-Allahu ‘alaihi wasallam menjadi seseorang yang termasuk dalam Makkah mahupun Madinah. Diriwayatkan bahawa ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan Adam ‘alaihissalam, Ia Subhanahu Wa Ta’ala mengilhamkan kepada Adam untuk bertanya, “Wahai Tuhan, mengapakah Engkau memberiku nama panggilan, Abu Muhammad (ayah dari Muhammad)?” Allah menjawab, “Wahai Adam, angkat kepalamu.” Adam pun mengangkat kepalanya dan ia melihat cahaya dari Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam dalam kubah ‘Arsy. Adam kemudian bertanya lagi, “Wahai Tuhan, cahaya apakah ini?” Allah menjawab, “Ini adalah cahaya dari seorang Nabi keturunanmu. Namanya di Syurga adalah Ahmad, dan di Bumi namanya Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam. Jika bukan demi dirinya, tentu Aku tidak akan menciptakan dirimu, tidak pula Langit, tidak pula Bumi.” ‘Abd al-Razzaq meriwayatkan, dari Jabir bin ‘Abdullah radhiy-Allahu ‘anhu, bahawa ia berkata, “Ya RasulAllah, semoga ayahku dan ibuku dikorbankan demi dirimu, ceritakan padaku tentang hal pertama yang Allah ciptakan, sebelum yang lain-lainnya.” Beliau menjawab, “Wahai Jabir, Allah menciptakan, sebelum apa pun yang lain, cahaya Nabimu dari cahaya-Nya. Cahaya itu mulai bergerak ke mana pun Allah kehendaki dengan Qudrat Ilahiah Allah. Pada saat itu belum ada Tablet (Lauh) belum pula Pena; belum ada Syurga mahupun Neraka, tidak ada malaikat; tidak ada Langit, tidak pula Bumi; tak ada Matahari mahupun Bulan, tak ada Jinn ataupun manusia. Ketika Allah ingin untuk menciptakan makhluq-Nya, Ia membagi cahaya itu menjadi empat bagian. Dari bagian pertama, Ia menciptakan Pena, dari yang kedua, Tablet (Lauh), dan dari yang ketiga, ‘Arasy. Kemudian, Ia membahagi bahagian keempat menjadi empat bahagian: bahagian pertama membentuk para pembawa ‘Arasy, bahagian kedua menjadi penunjang kaki ‘Arasy, dan dari bahagian ketiga Ia menciptakan malaikat-malaikat lainnya. Ia kemudian membahagi bahagian keempat menjadi empat bahagian lagi: Ia menciptakan langit dari bahagian pertama, bumi-bumi dari bahagian kedua, Syurga dan Neraka dari bahagian ketiga. Kemudian Ia membahagi lagi bahagian keempat sisanya menjadi empat bahagian: menciptakan cahaya firasat orang-orang beriman dari bahagian pertama, cahaya kalbu-kalbu mereka(iaitu ma’rifat Allah) dari bahagian kedua, dan dari bahagian ketiga Ia ciptakan cahaya kesenangan dan kegembiraan (Uns, iaitu Laa ilaha illa Allah, Muhammadun Rasuulullah). Suatu riwayat lain dari ‘Ali ibn Al-Husain radhiy-A llahu ‘anhu dari ayahnya [iaitu Husain ibn 'Ali ibn Abi Talib, peny.] radhiy-Allahu ‘anhu, dari datuknya [iaitu 'Ali ibn Abi Talib] karram-Allahu wajhahu, dari Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam yang bersabda, “Aku adalah suatu cahaya di hadapan Tuhanku, empat belas ribu tahun sebelum penciptaan Adam.” Telah pula diriwayatkan bahawa ketika Allah menciptakan Adam ‘alaihissalam, Ia Subhanahu Wa Ta’ala menaruh cahaya itu di punggung Adam, dan cahaya itu biasa berkilau dari bahagian depannya, menelan seluruh sisa cahayanya. Kemudian Allah menaruh cahaya itu ke ‘Arasy Kekuasaan-Nya, dan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya membawanya di pundak mereka, dan memerintahkan mereka pula untuk membawa Adam berkeliling di Langit dan mempertunjukkan padanya keindahan-keindahan Kerajaan-Nya. Ibn ‘Abbas radhiy-Allahu ‘anhu berkata, Penciptaan Adam adalah pada hari Jumat di sore hari. Allah kemudian menciptakan baginya Hawa’, istrinya, dari satu tulang rusuk kirinya ketika ia sedang tertidur. Saat ia bangun dan melihat Hawa’, Adam merasa tenteram dengannya, dan ia mulai merentangkan tangannya ke Hawa’. Malaikat berkata, “Berhenti, Adam.” Adam berkata, “Kenapa, tidakkah Allah menciptakannya untukku?” Mereka menjawab, “Tidak boleh hingga kau membayar mas kawin padanya”. Adam bertanya, “Apa mas kawinnya?” Para Malaikat menjawab, “Dengan membaca salawat atas Muhammad tiga kali.” [dan dalam riwayat lain, dua puluh kali]. Telah pula diriwayatkan bahawa ketika Adam ‘alaihissalam meninggalkan Syurga, ia melihat tertulis di kaki ‘Arasy dan di setiap titik dalam Syurga, nama Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam di samping nama Allah. Adam bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah Muhammad?” Allah menjawab, “Dia adalah anakmu, yang jika seandainya tidak demi dirinya, tentu Aku tidak akan menciptakanmu.” Kemudian Adam berkata, “Wahai Tuhan, demi anak ini, kurniakanlah rahmat pada ayahnya.” Allah memanggil, “Wahai Adam, seandainya engkau akan bersyafa’at melalui Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam bagi seluruh penduduk Langit dan Bumi, Kami akan kabulkan permohonan syafa’atmu.” ‘Umar Ibn al-Khattab radhiy-Allahu ‘anhu berkata bahawa Sayyidina Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika Adam berbuat dosa, ia berkata, ‘Ya Allah, aku memohon kepadamu demi Muhammad untuk mengampuniku.’ Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman padanya, ‘Bagaimana dirimu tahu akan Muhammad padahal Aku belum menciptakannya?’ Adam menjawab, ‘Kerana ketika Engkau, Ya Tuhanku, menciptakanku dengan Tangan-Mu, dan meniupkan padaku dari Ruh-Mu, aku memandang ke atas dan melihat tertulis di kaki-kaki ‘Arasy, Laa ilaaha illallah, Muhammadun Rasuulullah. Aku tahu bahawa Engkau tidak akan menaruh suatu nama di samping Nama-Mu, melainkan pastilah itu adalah nama seseorang yang paling Kau-cintai dari makhluq-Mu.’ Allah berfirman, ‘Oh, Adam, kau telah mengatakan kebenaran: dialah yang paling Kucintai di antara makhluq ciptaan-Ku. Dan kerana engkau telah memohon pada-Ku demi dirinya, engkau kuampuni. Seandainya tidak untuk Muhammad, Aku tak akan menciptakanmu. Dialah penutup para Nabi dari keturunanmu.’” Dalam Hadits Salman radhiy-Allahu ‘anhu, diriwayatkan bahawa Jibril ‘alaihissalam turun menemui Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Tuhanmu mengatakan, ‘Jika Aku telah menjadikan Ibrahim sebagai yang Ku-cintai, sahabat dekat (khalil), Aku pun menganggapmu demikian. Tak pernah Ku-ciptakan makhluq apa pun yang lebih berharga bagi-Ku daripada dirimu, dan telah Ku-ciptakan dunia ini dan penduduknya dengan maksud untuk membiarkan mereka mengetahui kehormatanmu dan mengetahui erti keberadaanmu bagi-Ku; dan seandainya tidak untukmu, tidaklah Kuciptakan dunia ini’”. Hawa’ ‘alaihassalam melahirkan empat puluh anak dari Adam ‘alaihissalam, dalam dua puluh kali kelahiran; tetapi ia melahirkan Seth [atau Syits] ‘alaihissalam secara terpisah, sebagai kehormatan bagi junjungan kita Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam, yang cahayanya berpindah dari Adam ke Seth. Sebelum wafatnya, Adam menitipkan pemeliharaan anak-anaknya kepada Seth, dan ia pun, sebagai gilirannya, mempercayakan pada anak-anak tersebut, wasiat dari Adam: untuk menaruh cahaya itu hanya pada wanita yang suci. Wasiat ini berlanjut, abad demi abad, sampai Allah memberikan cahaya itu kepada Abdul Muttalib dan puteranya, Abdullah. Dengan cara inilah, Allah menjaga kemurnian silsilah tanpa cela dari Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam, dari perzinaan orang-orang bodoh. Ibn ‘Abbas radiyAllahu ‘anhu berkata, “Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tak satu pun perzinaan jahil menyentuh kelahiranku. Aku dilahirkan tidak lain hanya dengan pernikahan Islam.’” Hisyam ibn Muhammad Al-Kalbi meriwayatkan bahawa ayahnya berkata, “Aku menghitung bagi (silsilah) Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam ada lima ratus ribu ibu, dan tak kutemukan di antara mereka satu jejak pun perzinaan, atau apa pun dari interaksi orang-orang bodoh.” Ali radiyAllahu ‘anhu berkata bahawa Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku datang dari pernikahan, aku tidak datang dari perzinaan; dari Adam hingga diriku dilahirkan dari ayah dan ibuku, tak satu pun perzinaan orang jahil yang menyentuh diriku.” Ibn ‘Abbas radiyAllahu ‘anhu berkata bahawa Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang tua moyangku tak pernah melakukan perzinaan. Allah menjaga memindahkanku dari sulbi yang baik ke rahim yang suci, murni dan tersucikan; bila saja ada dua jalan untuk berpindah, aku menuju ke yang terbaik di antara mereka.” Anas radiyAllahu ‘anhu berkata bahawa Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam membaca, “La qad jaa-akum Rasuulum min Anfusikum” [QS. 9:128], dan bersabda, “Aku adalah yang terbaik di antara kalian dalam silsilahku, dalam hubungan-hubungan-ku dan nenek moyangku: tak ada perzinaan pada ayah-ayahku dalam setiap tingkat hingga ke Adam.” ‘Aisyah radiyAllahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam bahawa Jibril ‘alaihissalam berkata, “Aku telah meneliti Bumi dari timur ke barat, dan tak kutemui seorang manusia pun yang lebih baik dari Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam, dan tak kutemui seorang anak laki-laki dari ayah mana pun yang lebih baik dari anak-anak Hasyim (Bani Hasyim).” Dalam Sahih Al-Bukhari, Abu Hurairah radiyAllahu ‘anhu meriwayatkan bahawa Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku telah diutus dari generasi terbaik dari Anak-anak Adam, satu demi satu hingga aku mencapai keadaanku sekarang ini.” Dalam Sahih Muslim, Watsila ibn al-Aska’ meriwayatkan bahawa Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah telah memilih Kinana dari anak-anak Isma’il, dan Quraisy dari Kinana, dan dari Quraish, anak-anak Hasyim, dan akhirnya memilihku dari Bani Hasyim.” Al ‘Abbas radiyAllahu ‘anhu berkata Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah menciptakan makhluq, dan menempatkanku dalam kelompok-kelompok terbaik, dan yang terbaik dari dua kelompok; kemudian Ia memilih suku, dan menaruhku pada yang terbaik di antara keluarga-keluarga mereka. Kerana itulah, aku memiliki keperibadian terbaik, roh dan sifat terbaik, dan memiliki asal-usul terbaik di antara mereka.” Ibn ‘Umar radiyAllahu ‘anhu berkata bahawa Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah memeriksa ciptaan-Nya dan memilih Bani Adam (manusia) dari mereka; Ia memeriksa Bani Adam dan memilih orang-orang Arab darinya; Ia memeriksa kaum Arab dan memilihku dari antara mereka. Kerananya, aku selalu menjadi yang terpilih di antara yang terpilih. Lihatlah, orang-orang yang mencintai kaum Arab, adalah kerana cinta kepadaku hingga mereka mencintai kaum Arab, dan mereka yang membenci kaum Arab, adalah kerana mereka membenciku hingga mereka pun membenci Arab.” Ketahuilah bahawa Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam tidaklah terkait (memiliki) secara langsung pada saudara laki-laki atau perempuan siapa pun dari orang tua-orang tuanya; beliau sall-Allahu ‘alaihi wasallam adalah anak satu-satunya mereka dan silsilah mereka berhenti pada beliau. Dengan begitu, beliau secara eksklusif ‘memegang penuh’ suatu silsilah yang Allah (SWT)inginkan menjadi yang tertinggi yang dapat dicapai suatu kenabian, dan yang memegang puncak kehormatan. Jika Anda memeriksa status silsilah beliau sall-Allahu ‘alaihi wasallam dan mengetahui kesucian kelahiran beliau sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Anda akan yakin bahawa silsilah beliau adalah suatu keturunan dari ayah-ayah yang terhormat, kerana beliau adalah Al-Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Al ‘Arabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Al Abtahi sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Al Harami sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Al Hasyimi sall-Allahu ‘alaihi wasallam, Al Quraisyi sall-Allahu ‘alaihi wasallam, elite dari Bani Hasyim, seseorang yang telah dipilih dari suku-suku terunggul bangsa Arab, dari silsilah terbaik, keturunan paling mulia, cabang yang paling subur, pilar tertinggi, asal usul terbaik, akar-akar terkuat, memiliki lidah terfasih, gaya bicara terhalus, darjat kebajikan) yang paling memberatkan, iman paling sempurna, persahabatan paling kuat, kaum kerabat paling terhormat dari kedua pihak orang tua, dan dari tanah Allah yang paling mulia. Beliau sall-Allahu ‘alaihi wasallam memiliki banyak nama dan yang paling terkemuka adalah Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam ibn (putera) Abdullah. Beliau juga adalah putera Abdul Muttalib, yang namanya adalah Syaybat-ul Hamd, anak Hasyim, yang namanya adalah Amr; anak dari Abd Manaaf, yang namanya adalah al-Mughiirah, anak dari Qusai, yang namanya adalah Mujammi’, anak dari Kilaab, yang namanya Hakiim, ibn Murra, ibn Ka’b (dari suku Quraisy), ibn Lu’ai, ibn Ghalib, ibn Fihr, yang namanya adalah Kinana, ibn Khuzaima, ibn Mudrika, ibn Ilias, ibn Mudhar, ibn Nizar, ibn Ma’add, ibn Adnan. Ibn Dihia berkata, “Para ulama setuju dan kesepakatan ulama adalah bukti bahawa Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan silsilah beliau hingga Adnan, dan tidak menyebutkan di atas itu.” Ibn ‘Abbas radiyAllahu ‘anhu meriwayatkan bahawa bila saja Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam menyebutkan silsilahnya beliau tak pernah menyebut di atas Ma’add, ibn Adnan, dan akan berhenti, dengan mengatakan, “Para genealogis (ahli silsilah) telah berbohong.” Beliau akan mengulangi ucapannya itu dua atau tiga kali. Ibn ‘Abbas juga berkata, “Di antara Adnan dan Isma’il ada tiga puluh ayah yang tak diketahui [namanya, red.].” Ka’b al-Ahbaar radiyAllahu ‘anhu berkata, “Ketika cahaya Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam sampai pada Abdul Muttalib, dan dia telah mencapai usia kedewasaan, dia tidur suatu hari di halaman Ka’bah; ketika ia bangun, matanya terhitamkan dengan antimony (kohl), rambutnya terminyaki, ia terhiasi dengan jubah yang indah dan cantik. Ia terkejut, tak mengetahui siapa yang telah melakukan hal itu padanya. Ayahnya menggapai tangannya dan segera membawanya ke tukang ramal Quraisy; mereka menasihatinya untuk menikah, dan ia pun menikah. Bau dari misk terbaik biasa memancar keluar dari dirinya, dengan Nur (cahaya) dari Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam berkilauan dari dahinya. Bila saja terjadi kekeringan, kaum Quraisy biasa membawanya ke Gunung Tsabiir, dan berdoa kepada Allah melalui dirinya memohon Allah untuk menurunkan hujan. Allah akan menjawab doa mereka dan menurunkan hujan kerana barakah dari Nur Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam.” Ketika Abrahah, raja Yaman datang untuk menghancurkan rumah suci (Ka’bah) dan khabar tentang ini sampai ke kaum Quraisy, Abd al-Muttalib berkata pada mereka, “Ia tak akan sampai ke Rumah ini, kerana Rumah ini di bawah perlindungan Tuhannya.” Dalam perjalanannya ke Makkah, Abrahah menjarah unta-unta dan domba kaum Quraisy, di antaranya empat ratus unta betina milik Abd Al-Muttalib. Ia dan banyak dari kaum Quraisy pergi ke Gunung Tsabiir. Setelah mendaki gunung tersebut, cahaya dari NabiyAllah sall-Allahu ‘alaihi wasallam muncul dalam bentuk suatu lingkaran di dahinya seperti sebuah bulan sabit, dan sinarnya terpantulkan ke Rumah Suci Ka’bah. Ketika ‘Abdul Muttalib melihat hal itu, ia berkata, “Wahai, kaum Quraisy, engkau boleh kembali sekarang, sudah aman. Demi Allah, kini cahaya ini telah membentuk suatu lingkaran pada diriku, tak ada keraguan bahawa kemenangan menjadi milik kita.” Mereka kembali ke Makkah, di mana mereka bertemu seorang laki-laki yang diutus Abrahah. Saat melihat wajah ‘Abdul Muttalib, laki-laki tersebut tertegun, lidahnya tergagap-gagap. Ia pun pingsan, sambil melenguh seperti lembu jantan yang tengah disembelih. Ketika ia sedar kembali, ia pun jatuh bersujud kepada Abdul Muttalib, sambil berkata, “Aku bersaksi bahawa engkau benar-benar Pemimpin Kaum Quraisy.” Telah diriwayatkan pula bahawa ketika Abdul Muttalib muncul di depan Abrahah, gajah putih yang besar dalam pasukannya melihat ke wajah Abdul Muttalib dan jatuh berlutut seperti seekor unta, dan jatuh bersujud. Allah membuat gajah tersebut berbicara, berkata, “Keselamatan bagi cahaya di sulbimu, wahai Abd al-Muttalib.” Ketika pasukan Abrahah mendekat untuk menghancurkan Ka’bah suci, gajah tadi berlutut kembali. Mereka memukulinya kepalanya dengan hebat untuk membuatnya berdiri, yang tak mahu ia lakukan. Tetapi, ketika mereka memutarnya menuju Yaman, ia pun berdiri. Kemudian Allah mengirimkan untuk melawan mereka, armada-armada burung dari lautan, setiap ekor dari mereka membawa tiga batu: satu dalam paruhnya, dan satu dalam setiap cakar kakinya. Batu-batu itu memiliki ukuran seperti miju-miju, dan jika satu batu mengenai seorang prajurit, prajurit itu akan terbunuh. Pasukan Abrahah lari tunggang langgang. Abrahah sendiri terserang suatu penyakit. Hujung jari-hujung jarinya terlepas, satu demi satu. Tubuhnya mengeluarkan darah dan nanah, dan akhirnya jantungnya terbelah, dan ia pun tewas. Peristiwa inilah yang diacu oleh Allah ketika Ia berfirman pada Nabi-Nya sall-Allahu ‘alaihi wasallam, mengatakan, “Tahukah engkau bagaimana Tuhanmu memperlakukan Pasukan Gajah…” (QS Al-Fiil:1-5). Peristiwa ini adalah suatu tanda akan martabat dari junjungan kita, Muhammad sall-Allahu ‘alaihi wasallam, dan suatu tanda akan kenabiannya, dan kedudukannya. Peristiwa ini juga menunjukkan kehormatan yang dikurniakan pada masyarakatnya, dan bagaimana mereka dilindungi, yang membuat kaum Arab menyerah pada mereka, dan percaya pada kemuliaan dan keunggulan mereka, kerana adanya perlindungan Allah atas diri mereka dan pembelaan-Nya pada mereka melawan plot dari Abrahah yang seakan-akan tak terkalahkan. Sumber : http://smzblog.wordpress.com/ (Al Islam)

Minggu, 06 Oktober 2013

Hidup di Dunia Hanya Sementara dan Akhirat Adalah Tempat Yang Kekal Abadi

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat. Sahabat yang dirahmati Allah, Betapa ramai manusia menjadi lupa daratan. Betapa ramai manusia menjadi ingkar. Betapa ramai manusia tidak dapat bersyukur. Betapa ramai manusia menjadi derhaka dan berkhianat. Mereka melupakan tujuan hidupnya ketika di dunia dan hanya mengejar kenikmatan dunia . Dunia yang dikejar akan berakhir. Tempat manusia hidup. Tempat manusia memuja kenikmatan. Semuanya menjadi sia-sia belaka. Kehidupan di dunia merupakan permainan dan senda gurau. Ada kalanya menang ada kalanya kalah. Susah dan senang silih berganti. Senangnya merupakan kesenangan yang menipu, sedihnya merupakan kesengsaraan sementara. Itulah di namakan kehidupan di alam fana. Sungguh berbeda dengan kehidupan sejati dan abadi di akhirat nanti. Barangsiapa senang, maka ia akan selamanya senang (Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan ini). Barangsiapa menderita, maka ia akan menderita selamanya (na’udzu billahi min zalik). Al-Quran menyebutkan bahawa kehidupan di dunia tidak lebih hanya main-main dan senda gurau semata: Firman Allah SWT maksudnya : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'Am ayat 32) Firman-Nya lagi yang bermaksud : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64) Firman Allah SWT maksudnya : "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu." (Surah Muhammad ayat 36) Apabila kalian merasai kesukaran dan menghadapi banyak masaalah hidup di dunia ini, janganlah berputus asa dan rasa kecewa kerana sesungguhnya Allah SWT adalah tempat bergantung dan tempat di letakkan sepenuh pengharapan. Berdoalah bersungguh-sungguh kepada-Nya. Bersabda Rasulullah Sallallahu ’Alaih Wa sallam: “Doa orang yang sedang menderita (kesedihan yang mendalam) ialah: "Ya Allah, RahmatMu aku harapkan, janganlah Engkau serahkan segala urusanku kepada diriku sendiri walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku, tiada Ilah yang berhak disembah selain Engkau.” (HR Abu Dawud) Sahabat yang dimuliakan, Dalam kehidupan ini ada bertingkat-tingkat tentang kenikmatan dunia. Manusia berlumba-lumba mengejar, hingga kepayahan, dan umurnya habis, dan hidupnya tersungkur, hanya diarahkan mengejar kenikmatan dunia. Tak ada kenikmatan yang sejati. Kenikmatan yang diinginkan manusia dalam kehidupan itu hanyalah kenikmatan yang semuanya hanya ilusi. Khayalan dari manusia yang sudah menjadi tabiat hidupnya hanya untuk kenikmatan dan kemegahan. Ketahuilah, sesungguhnya kenikmatan yang teragung dan terbesar, iaitu kenikmatan yang dirasai sepenuhnya di hari akhirat nanti. Kenikmatan akhirat itulah yang akan membawa hamba kepada kemuliaan yang kekal. Kerana itu, hakikatnya seorang mukmin, tidak mengejar kenikmatan dunia, yang tidak memiliki keuntungan apa-apa melainkan sedikit sahaja, dibandingkan dengan kenikmatan berupa kemuliaan disisi Allah Azza Wa Jalla. Tidak ada maknanya kenikmatan dan kelazatan dunia seisinya, yang boleh membuat manusia menjadi lupa dan mabuk, sehingga terlena dengan kehidupan dunia. Kehidupan manusia yang sudah mabuk dunia itu, menjadi sujud, rukuk, dan ibadahnya hanya untuk memenuhi rasa kenikmatan dunia. Hanyalah orang-orang mukmin, yang layak mendapatkan kenikmatan yang sejati, kerana pahala yang akan dikurniakan oleh Allah Rabbul alamin, sentiasa mengalir, ketika mereka makan, minum, berpakaian, tidur, terjaga, dan dalam perkahwinannya, dan semua amal mereka semata hanya diarahkan untuk mendapatkan reda-Nya. Tidak mencari reda selain-Nya. Apalagi, hanya ingin mendapatkan reda kepada manusia lainnya, yang dapat memberinya kenikmatan dunia. Itu bukan sifat mukmin yang hakiki. Orang-orang mukmin kerinduan hanya pada kenikmatan atas keimanannya, ibadahnya, kerinduannya hanya kepada Allah Azza Wa Jalla. Ketahuilah, sesungguhnya kenikmatan dunia itu, selalu akan menghalangi seseorang memperoleh kenikmatan akhirat dan bahkan mengantarkan dirinya kepada seksa neraka. Manusia yang matlamat hidupnya kepada kenikmatan dunia, akhirnya menjadikan harta-benda, pangkat, kekuasaan, dan makhluk-makhluk, serta berbagai bentuk berhala-hala, yang menyerupai tuhan, menjadi arah dan tujuan hidup mereka. Seakan semua yang ada itu, mampu memberikan kenikmatan kepada manusia yang bersifat kekal. Karena itu, ketika diakhirat mereka saling mencerca dan menyalahkan. Firman Allah SWT dalam al-Quran yang maksudnya : "Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata; 'Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan, dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.' Allah berfirman.'Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.' Sesungguhnya, Tuhanmu Maha Bijaksana, Maha Mengetahui. Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan”. (Surah al-An’aam ayat 128-129). Kelazatan dan kenikmatan orang yang berbuat zalim dan keji merupakan istidraj (pemberian daripada Allah SWT dalam keadaan Dia murka), yang diberikan Allah SWT agar mereka merasakan seksa yang lebih berat dan mereka akan terlarang untuk merasakan kenikmatan yang paling agung. Seperti orang yang meletakkna makan yang lazat dan diletakkan racun kedalamnya, agar orang yang memakannya mati secara peralahan-lahan. Allah SWT berfirman maksudnya : "Kelak akan Kami hukum mereka beransur-ansur dari arah yang tidak mereka mengetahui. Dan Aku memberi tangguh waktu kepada mereka. Sesungguhnya , rencana-Ku sangat teguh (inna kaidi matin)." (Surah al-Qalam ayat 44-45). Sebagian ahli tafsir menafsirkan 'inna kaidi matin' (rencana-Ku sangat teguh), maksudnya adalah setiap kali mereka melakukan dosa, maka Kami akan memberikan nikmat kepada mereka. Itulah bagi orang-orang yang hidupnya hanya mengejar kenikmatan dunia. Sebaliknya, seorang yang sangat takut dengan kehidupan dunia, dan hidupnya zuhud dan warak, ketika meninggalkan rombongan malaikat suci, hamba-hamba Allah yang sangat dekat kepada-Nya, datang menjemputnya menuju ke tempat yang kekal abadi untuk selama-lamanya iaitu syurga Allah SWT yang tertinggi bernama Syurga Firdaus. Firman Allah SWT maksudnya : “Kebahagiaan di kampung akhirat itu Kami sediakan hanya bagi mereka yang tidak suka menyombongkan diri dan melakukan kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. (Surah al-Qashash ayat 83). Sahabat yang dikasihi, Marilah sama-sama kita jadikan kehidupaan di dunia ini sebagai medan untuk kita beramal dan menyediakan persiapan kita menuju alam akhirat. Tidak mungkin kita akan tenang dan berbahagia apabila membawa bekalan yang sedikit dan tidak berkualiti pula apabila menuju perjalanan yang jauh iaitu ke alam barzakh dan alam akhirat . Janganlah sia-siakan masa, umur, tenaga dan kekayaan yang kita miliki tanpa kita membuat pelaburan untuk bekalan kita di sana, ketika itu apa yang akan menjadi pertukaran adalah amal-amal soleh, amal ibadah, amal kebajikan yang kita lakukan di dunia ini semata-mata kerana Allah SWT. Renungkanlah dan bertindak segera tanpa ditangguh-tangguhkan lagi. Sumber : Indahnya ayat2 Qur'an

Kisah malaikan Jibril dan Mikail pada awal penciptaan Nabi Adam

Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahawa iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al- Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ke tujuh namanya disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis. Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah." Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, "Aku membuat apa yang aku kehendaki." Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong. Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas keengganannya. Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai. Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap empat, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggaan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya. Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Apakah yang membuat kamu menangis?" Lalu mereka menjawab, "Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu." Firman Allah bagi bermaksud, "Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku." Setelah diusir, maka iblis pun berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu." Lalu Allah berfirman yang bermaksud, "Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum." Berkata lagi iblis, "Tambahkanlah lagi untukku." Allah berfirman yang maksudnya, "Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya." Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Lalu Allah berfirman dengan maksud, "Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah." Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram." "Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan- perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka." (Hal ini ada disebutkan dalam surah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : "Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan."

10 Filosofi orang jawa

1. Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik) 2. Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dhur angkoro (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak). 3. Suro Diro Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti. (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar) 4. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondho (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan) 5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu). 6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut; Jangan mudah kolokan atau manja). 7. Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi). 8. Ojo Keminter Mundak Keblinger, Ojo Cidra Mundak Ciloko (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah;Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka). 9. Ojo Milik Barang Kang elok, Ojo Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat). 10. Ojo Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok Kuasa, sok Besar, sok Pintar).

Dasar-dasar Falsafah Hidup Kejawen:

Hanggayuh Kasampurnaning Hurip, Bèrbudi Bawaleksana, Ngudi Sejatining Becik Perpustakaan pelestarian budaya Yogyakarta A. KETUHANAN 1. Pangeran iku siji, ana ing ngendi papan langgeng, sing nganakake jagad iki saisine, dadi sesembahane wong sak alam kabeh, nganggo carane dhewe-dhewe. (Tuhan itu tunggal, ada di mana-mana, yang menciptakan jagad raya seisinya, disembah seluruh manusia sejagad dengan caranya masing-masing) 2. Pangeran iku ana ing ngendi papan, aneng siro uga ana pangeran, nanging aja siro wani ngaku pangeran. (Tuhan ada di mana saja, di dalam dirimu juga ada, namun kamu jangan berani mengaku sebagai Tuhan) 3. Pangeran iku adoh tanpa wangenan, cedhak tanpa senggolan. (Tuhan itu berada jauh namun tidak ada jarak, dekat tidak bersentuhan) 4. Pangeran iku langgeng, tan kena kinaya ngapa, sangkan paraning dumadi. (Tuhan itu abadi dan tak bisa diperumpamakan, menjadi asal dan tujuan kehidupan) 5. Pangeran iku bisa mawujud, nanging wewujudan iku dudu Pangeran. (Tuhan itu bisa mewujud namun perwujudannya bukan Tuhan) 6. Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, akarya alam saisine, kang katon lan kang ora kasat mata. (Tuhan berkuasa tanpa alat dan pembantu, mencipta alam dan seluruh isinya, yang tampak dan tidak tampak) 7. Pangeran iku ora mbedak-mbedakake kawulane. (Tuhan itu tidak membeda-bedakan (pilih kasih) kepada seluruh umat manusia) 8. Pangeran iku maha welas lan maha asih, hayuning bawana marga saka kanugrahaning Pangeran. (Tuhan Maha Belas-Kasih, bumi terpelihara berkat anugrah Tuhan) 9. Pangeran iku maha kuwasa, pepesthen saka karsaning Pangeran ora ana sing bisa murungake. (Tuhan itu Mahakuasa, takdir ditentukan atas kehendak Tuhan, tiada yang bisa membatalkan kehendak Tuhan) 10. Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran. (Kehidupan berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan) 11. Pangeran iku ora sare. (Tuhan tidak pernah tidur) 12. Beda-beda pandumaning dumadi. (Tuhan membagi anugrah yang berbeda-beda) 13. Pasrah marang Pangeran iku ora ateges ora gelem nyambut gawe, nanging percaya yen Pangeran iku maha Kuwasa. Dene kasil orane apa kang kita tuju kuwi saka karsaning Pangeran. (Pasrah kepada Tuhan bukan berarti enggan bekerja, namun percaya bahwa Tuhan Menentukan) 14. Pangeran nitahake sira iku lantaran biyung ira, mulo kudu ngurmat biyung ira. (Tuhan mencipta manusia dengan media ibumu, oleh sebab itu hormatilah ibumu) 15. Sing bisa dadi utusaning Pangeran iku ora mung jalma manungsa wae. (Yang bisa menjadi utusan Tuhan bukan hanya manusia saja) 16. Purwa madya wasana. (zaman awal/ sunyaruri, zaman tengah/ mercapada, zaman akhir/ keabadian) 17. Owah gingsiring kahanan iku saka karsaning Pangeran kang murbeng jagad. (Berubahnya keadaan itu atas kehendak Tuhan yang mencipta alam) 18. Ora ana kasekten sing madhani pepesthen awit pepesthen iku wis ora ana sing bisa murungake. (Tak ada kesaktian yang menyamai takdir Tuhan, sebab takdir itu tidak ada yang bisa membatalkan) 19. Bener kang asale saka Pangeran iku lamun ora darbe sipat angkara murka lan seneng gawe sangsaraning liyan. (Bener yang menurut Tuhan itu bila tidak memiliki sifat angkara murka dan gemar membuat kesengsaraan orang lain) 20. Ing donya iki ana rong warna sing diarani bener, yakuwi bener mungguhing Pangeran lan bener saka kang lagi kuwasa. (Kebenaran di dunia ada dua macam, yakni benar menurut Tuhan dan benar menurut penguasa) 21. Bener saka kang lagi kuwasa iku uga ana rong warna, yakuwi kang cocok karo benering Pangeran lan kang ora cocok karo benering Pangeran. (Benar menurut penguasa juga memiliki dua macam jenis yakni cocok dengan kebenaran menurut Tuhan dan tidak cocok dengan kebenaran Tuhan) 22. Yen cocok karo benering Pangeran iku ateges bathara ngejawantah, nanging yen ora cocok karo benering Pangeran iku ateges titisaning brahala. (Kebenaran yang sesuai dengan kebenaran menurut Tuhan, itu berarti tuhan yang mewujud, namun bila tidak sesuai dengan kebenaran menurut Tuhan, berarti penjelmaan angkara) 23. Pangeran iku dudu dewa utawa manungsa, nanging sakabehing kang ana iki uga dewa lan manungsa asale saka Pangeran. (Tuhan itu bukan dewa atau manusia, namun segala yang ada (dewa dan manusia) adanya berasal dari Tuhan). 24. Ala lan becik iku gandengane, kabeh kuwi saka karsaning Pangeran. (Keburukan dan kebaikan merupakan satu kesatuan, semua itu sudah menjadi rumus/kehendak Tuhan) 25. Manungsa iku saka dating Pangeran mula uga darbe sipating Pangeran. (Manusia berasal dari zat Tuhan, maka manusia memiliki sifat-sifat Tuhan) 26. Pangeran iku ora ana sing Padha, mula aja nggambar-nggambarake wujuding Pangeran. (Tidak ada yang menyerupai Tuhan, maka janganlah melukiskan dan menggambarkan wujud tuhan) 27. Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, mula saka kuwi aja darbe pangira yen manungsa iku bisa dadi wakiling Pangeran. (Tuhan berkuasa tanpa perlu pembantu, maka jangan menganggap manusia menjadi wakil Tuhan di bumi) 28. Pangeran iku kuwasa, dene manungsa iku bisa. (Tuhan itu Mahakuasa, sementara itu manusia hanyalah bisa) 29. Pangeran iku bisa ngowahi kahanan apa wae tan kena kinaya ngapa. (Tuhan mampu merubah keadaan apa saja tanpa bisa dibayangkan/perumpamakan) 30. Pangeran bisa ngrusak kahanan kang wis ora diperlokake, lan bisa gawe kahanan anyar kang diperlokake. (Tuhan mampu merusak keadaan yang tidak diperlukan lagi, dan bisa membuat keadaan baru yang diperlukan) 31. Watu kayu iku darbe dating Pangeran, nanging dudu Pangeran. (Batu dan kayu adalah milik zat Tuhan, namun bukanlah Tuhan) 32. Manungsa iku bisa kadunungan dating Pangeran, nanging aja darbe pangira yen manungsa mau bisa diarani Pangeran. (Di dalam manusia dapat bersemayam zat tuhan, akan tetapi jangan merasa bila manusia boleh disebut Tuhan) 33. Titah alus lan titah kasat mata iku kabeh saka Pangeran, mula aja nyembah titah alus nanging aja ngina titah alus. (Makhluk halus dan makhluk kasar/wadag semuanya berasal dari tuhan, maka dari itu jangan menyembah makhluk halus, namun juga jangan menghina makluk halus) 34. Samubarang kang katon iki kalebu titah kang kasat mata, dene liyane kalebu titah alus. (Semua yang tampak oleh mata termasuk makhluk kasat mata, sedangkan lainnya termasuk makhluk halus) 35. Pangeran iku menangake manungsa senajan kaya ngapa. (Tuhan memenangkan manusia walaupun seperti apa manusia itu) 36. Pangeran maringi kawruh marang manungsa bab anane titah alus mau. (Tuhan memberikan pengetahuan kepada manusia tentang eksistensi makhluk halus) 37. Titah alus iku ora bisa dadi manungsa lamun manungsa dhewe ora darbe penyuwun marang Pangeran supaya titah alus mau ngejawantah. (Makhluk halus tidak bisa menjadi manusia bila manusia tidak punya permohonan kepada Tuhan agar makhluk halus menampakkan diri) 38. Sing sapa wani ngowahi kahanan kang lagi ana, iku dudu sadhengah wong, nanging minangka utusaning Pangeran. (Siapa yang berani merubah keadaan yang terjadi, bukanlah sembarang orang, namun sebagai “utusan” Tuhan) 39. Sing sapa gelem nglakoni kabecikan lan ugo gelem lelaku, ing tembe bakal tampa kanugrahaning Pangeran. (Siapa saja yang bersedia melaksanakan kebaikan dan juga mau “lelaku” prihatin, kelak akan memperoleh anugrah Tuhan) 40. Sing sapa durung ngerti lamun piyandel iku kanggo pathokaning urip, iku sejatine durung ngerti lamun ana ing donyo iki ono sing ngatur. (Siapa yang belum paham, lalu menganggap sipat kandel itu sebagai rambu-rambu hidup, yang demikian itu sesungguhnya belum memahami bila di dunia ini ada yang mengatur) 41. Sakabehing ngelmu iku asale saka Pangeran kang Mahakuwasa. (Semua ilmu berasal dari Tuhan yang Mahakuasa) 42. Sing sapa mikani anane Pangeran, kalebu urip kang sempurna. (Siapa yang mengetahui adanya Tuhan, termasuk hidup dalam kesempurnaan). B. KEBATINAN 1. Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira. (Lahirnya manusia karena berkat adanya kedua orang tua) 2. Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran. (Di dalam manusia tedapat sifat-sifat Tuhan) 3. Titah alus iku ana patang warna, yakuwi kang bisa mrentah manungsa nanging ya bisa mitulungi manungsa, kapindho kang bisa mrentah manungsa nanging ora mitulungi manungsa, katelu kang ora bisa mrentah manungsa nanging bisa mitulungi manungsa, kapat kang ora bisa mrentah manungsa nanging ya ora bisa mrentah manungsa. (Makhluk halus ada empat macam, pertama ; yang bisa memerintah manusia namun bisa juga menolong manusia. Kedua; yang bisa memerintah manusia namun tidak bisa menolong manusia. Ketiga ; yang tidak bisa memerintah manusia namun bisa menolong manusia. Keempat ; yang tidak bisa memerintah anusia namun juga tak bisa diperintah manusia. 4. Lelembut iku ana rong warna, yakuwi kang nyilakani lan kang mitulungi. (Makhluk halus ada dua macam; yang mencelakai dan yang menolong) 5. Guru sejati bisa nuduhake endi lelembut sing mitulungi lan endi lelembut kang nyilakani. (Guru Sejati bisa memberikan petunjuk mana makhluk halus yang bisa menolong dan mana yang mencelakakan) 6. Ketemu Gusti iku lamun sira tansah eling. (“Bertemu” Tuhan dapat dicapai dengan cara selalu eling) 7. Cakra manggilingan. (Kehidupan manusia akan seperti roda yang selalu berputar, kadang di bawah kadang di atas. Hukum sebab akibat dan memungkinkan terjadi penitisan) 8. Jaman iku owah gingsir. (Zaman akan selalu mengalami perubahan) 9. Gusti iku dumunung ana atining manungsa kang becik, mulo iku diarani Gusti iku bagusing ati. (Tuhan berada di dalam hati manusia yang baik, oleh sebab itu disebut Gusti (bagusing ati) 10. Sing sapa nyumurupi dating Pangeran iku ateges nyumurupi awake dhewe. Dene kang durung mikani awake dhewe durung mikani dating Pangeran. (Siapa yang mengetahui zat Tuhan berarti mengetahui dirinya sendiri. Sedangkan bagi yang belum memahami jati dirinya sendiri maka tidak mengetahui pula zat Tuhan) 11. Kahanan donya ora langgeng, mula aja ngegungake kesugihan lan drajat ira, awit samangsa ana wolak-waliking jaman ora ngisin-ngisini. (Keadaan dunia tidaklah abadi, maka jangan mengagungkan kekayaan dan derajat pangkat, sebab bila sewaktu-waktu terjadi zaman serba berbalik tidak menderita malu) 12. Kahanan kang ana iki ora suwe mesthi ngalami owah gingsir, mula aja lali marang sapadha-padhaning tumitah. (Keadaan yang ada sekarang ini tidak akan berlangsung lama pasti akan mengalami perubahan, maka dari itu janganlah lupa kepada sesama makhluk hidup ciptaan Tuhan) 13. Lamun sira kepengin wikan marang alam jaman kelanggengan, sira kudu weruh alamira pribadi. Lamun sira durung mikan alamira pribadi adoh ketemune. (Bila kamu ingin mengetahui alam di zaman kelanggengan. Kamu harus memahami alam jati diri (jagad alit), bila kamu belum paham jati dirimu, maka akan sulit untuk menemukan (alam kelanggengan) 14. Yen sira wus mikani alamira pribadi, mara sira mulanga marang wong kang durung wikan. (Jika kamu sudah memahami jati diri, maka ajarilah orang-orang yang belum memahami) 15. Lamun sira wus mikani alamira pribadi, alam jaman kelanggengan iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan. (Bila kamu sudah mengetahui sejatinya diri pribadi, tempat zaman kelanggengan itu seumpama dekat tanpa bersentuhan, jauh tanpa jarak) 16. Lamun sira durung wikan alamira pribadi mara takono marang wong kang wus wikan. (Bila anda belum paham jati diri pribadi, datang dan tanyakan kepada orang yang telah paham) 17. Lamun sira durung wikan kadangira pribadi, coba dulunen sira pribadi. (Bila anda belum paham saudaramu yang sejati, carilah hingga ketemu dirimu pribadi) 18. Kadangira pribadi ora beda karo jeneng sira pribadi, gelem nyambut gawe. (“Saudara sejati” mu tidak berbeda dengan diri pribadimu, bersedia bekerja) 19. Gusti iku sambaten naliko sira lagi nandang kasangsaran. Pujinen yen sira lagi nampa kanugrahaning Gusti. (Pintalah Tuhan bila anda sedang menderita kesengsaraan, pujilah bila anda sedang menerima anugrah) 20. Lamun sira pribadi wus bisa caturan karo lelembut, mesthi sira ora bakal ngala-ala marang wong kang wus bisa caturan karo lelembut. (Bila anda sudah bisa bercakap-cakap dengan makhluk halus, pasti anda tidak akan menghina dan mencela orang yang sudah bisa bercakap-cakap dengan makhluk halus) 21. Sing sapa nyembah lelembut iku keliru, jalaran lelembut iku sejatine rowangira, lan ora perlu disembah kaya dene manembah marang Pangeran. (Siapa yang menyembah lelembut adalah tindakan keliru, sebab lelembut sesungguhnya teman mu sendiri) 22. Weruh marang Pangeran iku ateges wis weruh marang awake dhewe, lamun durung weruh awake dhewe, tangeh lamun weruh marang Pangeran. (Memahami tuhan berarti sudah memahami diri sendiri, jika belum memahami jati diri, mustahil akan memahami Tuhan) 23. Sing sapa seneng ngrusak katentremane liyan bakal dibendu dening Pangeran lan diwelehake dening tumindake dhewe. (Siapa yang gemar merusak ketentraman orang lain, pasti akan dihukum oleh Tuhan dan dipermalukan oleh perbuatannya sendiri) 24. Lamun ana janma ora kepenak, sira aja lali nyuwun pangapura marang Pangeranira, jalaran Pangeranira bakal aweh pitulungan. (Walaupun mengalami zaman susah, namun janganlah lupa mohon ampunan kepada Tuhan, sebab Tuhan akan memberikan pertolongan) 25. Gusti iku dumunung ana jeneng sira pribadi, dene ketemune Gusti lamun sira tansah eling. (Tuhan ada di dalam diri pribadi, dapat anda ketemukan dengan cara selalu eling) C. FILSAFAT KEMANUSIAAN 1. Rame ing gawe sepi ing pamrih, memayu hayuning bawana. (Giat bekerja/membantu dengan tanpa pamrih, memelihara alam semesta /mengendalikan nafsu) 2. Manungsa sadrema nglakoni, kadya wayang umpamane. (Manusia sekedar menjalani apa adanya, seumpama wayang) 3. Ati suci marganing rahayu. (Hati yang suci menjadi jalan menuju keselamatan jiwa dan raga) 4. Ngelmu kang nyata, karya reseping ati. (Ilmu yang sejati, membuat tenteram di hati) 5. Ngudi laku utama kanthi sentosa ing budi. (Menghayati perilaku mulia dengan budi pekerti luhur) 6. Jer basuki mawa beya. (Setiap usaha memerlukan beaya) 7. Ala lan becik dumunung ana awake dhewe. (Kejahatan dan kebaikan terletak di dalam diri pribadi) 8. Sing sapa lali marang kebecikaning liyan, iku kaya kewan. (Siapa yang lupa akan amal baik orang lain, bagaikan binatang) 9. Titikane aluhur, alusing solah tingkah budi bahasane lan legawaning ati, darbe sipat berbudi bawaleksana. (Ciri khas orang mulia yakni, perbuatan dan sikap batinnya halus , tutur kata yang santun, lapang dada, dan mempunyai sikap wibawa luhur budi pekertinya) 10. Ngunduh wohing pakarti. (Orang dapat menerima akibat dari ulahnya sendiri) 11. Ajining dhiri saka lathi lan budi. (Berharganya diri pribadi tergantung ucapan dan akhlaknya) 12. Sing sapa weruh sadurunge winarah lan diakoni sepadha-padhaning tumitah iku kalebu utusaning Pangeran. (Siapa yang mengetahui sebelum terjadi dan diakui sesama manusia, ia termasuk utusan tuhan) 13. Sing sapa durung wikan anane jaman kelanggengan iku, aja ngaku dadi janma linuwih. (Siapa yang belum paham adanya zaman keabadian, jangan mengaku menjadi orang linuwih) 14. Tentrem iku saranane urip aneng donya. (Ketenteraman adalah sarana menjalani kehidupan di dunia) 15. Yitna yuwana lena kena. (Eling waspdha akan selamat, yang lengah akan celaka) 16. Ala ketara becik ketitik. (Yang jahat maupun yang baik pasti akan terungkap juga) 17. Dalane waskitha saka niteni. (Cara agar menjadi awas, adalah berawal dari sikap cermat dan teliti) 18. Janma tan kena kinira kinaya ngapa. (Manusia sulit diduga dan dikira) 19. Tumrap wong lumuh lan keset iku prasasat wisa, pangan kang ora bisa ajur iku kena diarani wisa, jalaran mung bakal nuwuhake lelara. (Bagi manusia, fakir dan malas menjadi bisa/racun, makanan yang tak bisa hancur dapat disebut sebagai bisa/racun, sebab hanya akan menimbulkan penyakit) 20. Klabang iku wisane ana ing sirah. Kalajengking iku wisane mung ana pucuk buntut. Yen ula mung dumunung ana ula kang duwe wisa. Nanging durjana wisane dumunung ana ing sekujur badan. (Racun bisa Lipan terletak di kepala, racun bisa kalajengking ada di ujung ekor, racun bisa ular hanya ada pada ular yang berbisa, namun manusia durjana racun bisanya ada di sekujur badan) 21. Geni murub iku panase ngluwihi panase srengenge, ewa dene umpama ditikelake loro, isih kalah panas tinimbang guneme durjana. (Nyala api panasnya melebihi panas matahari, namun demikian umpama panas dilipatgandakan, masih kalah panas daripada ucapan orang durjana) 22. Tumprape wong linuwih tansah ngundi keslametaning liyan, metu saka atine dhewe. (Bagi orang linuwih selalu berupaya menjaga keselamatan untuk sesama, yang keluar dari niat suci diri pribadi) 23. Pangucap iku bisa dadi jalaran kebecikan. Pangucap uga dadi jalaraning pati, kesangsaran, pamitran. Pangucap uga dadi jalaraning wirang. (Ucapan itu dapat menjadi sarana kebaikan, sebaliknya ucapan bisa pula menyebabkan kematian, kesengsaraan. Ucapan bisa menjadi penyebab menanggung malu) 24. Sing bisa gawe mendem iku: 1) rupa endah; 2) bandha, 3) dharah luhur; 4) enom umure. Arak lan kekenthelan uga gawe mendem sadhengah wong. Yen ana wong sugih, endah warnane, akeh kapinterane, tumpuk-tumpuk bandhane, luhur dharah lan isih enom umure, mangka ora mendem, yakuwi aran wong linuwih. (Penyebab orang menjadi lupa diri adalah : gemerlap hidup, harta, kehormatan, darah muda. Arak dan minuman juga membuat mabuk sementara orang. Namun bila ada orang kaya, tampan rupawan, banyak kepandaiannya, hartanya melimpah, terhormat, dan masih muda usia, namun semua itu tidak membuat lupa diri, itulah orang linuwih) 25. Sing sapa lena bakal cilaka. (Siapa terlena akan celaka) 26. Mulat salira, tansah eling kalawan waspada. (Jadi orang harus selalu mawas diri, eling dan waspadha) 27. Andhap asor. (Bersikap sopan dan santun) 28. Sakbegja-begjane kang lali luwih begja kang eling klawan waspada. (Seberuntungnya orang lupa diri, masih lebih beruntung orang yang eling dan waspadha) 29. Sing sapa salah seleh. (Siapapun yang bersalah akan menanggung celaka) 30. Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake. (Bertanding tanpa bala bantuan) 31. Sugih ora nyimpen. (Orang kaya namun dermawan) 32. Sekti tanpa maguru. (Sakti tanpa berguru, alias dengan menjalani laku prihatin yang panjang) 33. Menang tanpa ngasorake. (Menang tanpa menghina) 34. Rawe-rawe rantas malang-malang putung. (Yang mengganggu akan lebur, yang menghalangi akan hancur) 35. Mumpung anom ngudiya laku utama. (Selagi muda berusahalah selalu berbuat baik) 36. Yen sira dibeciki ing liyan, tulisen ing watu, supaya ora ilang lan tansah kelingan. Yen sira gawe kebecikan marang liyan tulisen ing lemah, supaya enggal ilang lan ora kelingan. (Jika kamu menerima kebaikan orang lain, tulislah di atas batu supaya tidak hilang dari ingatan. Namun bila kamu berbuat baik kepada orang lain hendaknya ditulis di atas tanah, supaya segera hilang dari ingatan) 37. Sing sapa temen tinemu. (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil) 38. Melik nggendhong lali. (Pamrih menyebabkan lupa diri) 39. Kudu sentosa ing budi. (Harus selamat ke dalam jiwa) 40. Sing prasaja. (Menjadi orang harus bersikap sabar) 41. Balilu tau pinter durung nglakoni. (Orang bodoh yang sering mempraktekan, kalah pandai dengan orang pinter namun belum pernah mempraktekan) 42. Tumindak kanthi duga lan prayogo. (Bertindak dengan penuh hati-hati dan teliti/tidak sembrono) 43. Percaya marang dhiri pribadi. (Bersikaplah percaya diri) 44. Nandur kebecikan. (Tanamlah selalu kebaikan) 45. Janma linuwih iku bisa nyumurupi anane jaman kelanggengan tanpa ngalami pralaya dhisik. (Manusia linuwih adalah dapat mengetahui adanya zaman keabadian tanpa harus mati lebih dulu) 46. Sapa kang mung ngakoni barang kang kasat mata wae, iku durung weruh jatining Pangeran. (Siapa yang hanya mengakui hal-hal kasat mata saja, itulah orang yang belum memahami sejatinya Tuhan) 47. Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking. (Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering) 48. Sing sapa gelem gawe seneng marang liyan, iku bakal oleh wales kang luwih gedhe katimbang apa kang wis ditindakake. (Barang siapa gemar membuat orang lain bahagia, anda akan mendapatkankan balasan yang lebih besar dari apa yang telah anda lakukan) Sumber: Sabda Langit